Siapa bilang Pensiun harus di usia 55 tahun? Kalau kita tahu caranya kita bisa saja menentukan kapan kita mau Pensiun atau dengan kata lain memiliki passive income. Passive income adalah income/penghasilan yang kita dapatkan tanpa kita harus bekerja secara aktif.
Menyiapkan Dana Pensiun bisa dilakukan dengan berbagai cara diantaranya melalui Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) jika kita mendapatkan Dana Pensiun dari perusahaan, atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPPK) dimana kita bisa mendaftar melalui beberapa lembaga keuangan seperti Bank atau Perusahaan Asuransi yang telah mendapatkan ijin sebagai DPPK, dan juga Jaminan Hari Tua (JHT) dari Jamsostek atau saat ini disebut BPJS Ketenagakerjaan.
Semua alternatif diatas merupakan pilihan untuk menyiapkan Dana Pensiun, namun bagaimana jika kita ingin menyiapkan sendiri? Pilihannya adalah berinvestasi rutin dengan reksadana. Setiap orang yang sudah bekerja sebenarnya bisa membeli reksadana, karena reksadana bisa dimulai dengan nominal 100 ribu rupiah atau 250 ribu rupiah. Perlu diingat bahwa reksadana khususnya reksadana saham adalah untuk investasi jangka panjang, diatas 5 tahun bahkan idealnya 10 tahun lebih karena dalam jangka pendek akan ada resiko penurunan harga, sedangkan berdasarkan data histori dalam jangka panjang cenderung naik. Jadi jika kita ingin memiliki Dana Pensiun di usia 50 tahun maka kita bisa menyiapkan sejak usia 30 tahun, jadi ada masa 20 tahun untuk berinvestasi. Semakin panjang jangka waktu investasi semakin sedikit jumlah Dana yang harus disisihkan.
Sebagai contoh jika saat ini usia kita 30 tahun dan ingin Pensiun di usia 50 tahun dan memiliki passive income setara 5 juta rupiah setiap bulan sampai dengan usia 70 tahun, maka dengan asumsi inflasi pertahun 8% dan tingkat deposito 6% maka dana yang harus disiapkan diperkirakan sebesar 6.4 miliar rupiah. Dan untuk menghasilkan Dana tersebut kita bisa berinvestasi rutin perbulan sebesar kurang lebih 2 juta rupiah dengan asumsi atau expected annual return 20% pertahun. Saat ini ada beberapa reksadana yang aktual annual returnnya lebih dari angka tersebut walau banyak juga yang dibawah itu.
Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal dalam memilih reksadana untuk tujuan ini:
- Usia produk reksadana yang dipilih sebaiknya lebih dari 10 tahun karena kita akan menggunakan reksadana ini untuk jangka panjang jadi sebaiknya produk juga yang sudah terbukti bertahan dalam jangka panjang.
- Cek annual return dari reksadana sejak diterbitkan. Sebaiknya yang lebih tinggi dari expected annual return/return yang kita harapkan.
- Cek kondite Manajer Investasi (MI). Jika ada award, rating dan pemberitaan yang baik maka bisa menjadi nilai tambah untuk dijadikan pilihan.
Jika kita sudah menentukan pilihan produk reksadananya jangan lupa lakukan evaluasi kinerjanya secara berkala, sebaiknya tiap tahun untuk memastikan sesuai atau tidak jauh berbeda dari perencanaan yang sudah dibuat. Dengan berinvestasi di reksadana kita juga mendukung perkembangan pasar modal di negara kita agar lebih kuat dan tidak didominasi oleh para investor asing. Berdasarkan informasi yang pernah di publish disalah satu portal berita kinerja pasar modal Indonesia menduduki peringkat ke-3 setelah Thailand dan India. Satu hal yang patut dibanggakan!
Jadi yuk sama-sama berinvestasi dengan reksadana secara benar dan dengan tujuan yang jelas. Sesuai tagline Reksadana: Pahami, Nikmati!
(Sumber : Reksadanaku.com) |