Dewasa ini semakin banyak masyarakat yang telah mengenal reksa dana dan menggunakannya sebagai salah satu instrumen dalam berinvestasi. Proses dalam berinvestasi reksa dana pun kini semakin mudah dengan adanya berbagai platform supermarket reksa dana, yang salah satunya tentu saja adalah ProFunds. Berinvestasi di reksa dana pun semakin murah, hanya mulai dari Rp 50,000 saja anda sudah bisa memiliki reksa dana.
Namun, sebelum memulai berinvestasi reksa dana ada baiknya anda mengenal terlebih dahulu jenis-jenis reksa dana dan masing-masing karakteristiknya. Manajer Investasi telah menyiapkan berbagai macam pilihan reksa dana untuk mempermudah masyarakat dalam memilih, seperti halnya jika kita ke rumah makan siap saji memilih menu lebih mudah dengan paket sesuai selera kita.
Reksa dana yang dipilih sebaiknya sesuai dengan profil investor itu sendiri, apakah investor berani mengambil risiko demi memaksimalkan keuntungan atau sebaliknya. Hal tersebut perlu diperhatikan sebelum memilih reksa dana walaupun Manajer Investasi sudah mendiversifikasikan portofolionya. Secara umum, terdapat 4 jenis reksa dana yang dapat disesuaikan dengan profil risiko anda, yaitu:
1. Reksadana Pasar Uang
Setidaknya 80% dari portofolio reksa dana ini diinvestasikan pada instrumen pasar uang atau instrumen hutang yang memiliki jangka waktu kurang dari setahun, deposito berjangka, Surat Berharga Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Komersial (commercial paper)
. Reksa dana pasar uang memiliki tingkat risiko yang hampir setara dengan deposito namun dengan potensi imbal hasil yang lebih atraktif. Meskipun demikian, reksa dana pasar uang biasanya menawarkan potensi imbal hasil yang lebih rendah dari jenis reksa dana lainnya, namun dengan tingkat risiko yang paling kecil sehingga cocok bagi tipe investor yang risk-averse.
2. Reksadana Pendapatan Tetap
Pada reksadana jenis ini, sebagian besar portofolionya terdiri dari instrumen surat hutang (obligasi), baik yang diterbitkan oleh negara maupun korporasi. Reksa dana jenis ini menawarkan potensi imbal hasil yang lebih menarik dibandingkan reksa dana pasar uang, namun tentu saja dengan risiko yang lebih tinggi pula, sehingga cocok bagi anda yang menginginkan imbal hasil lebih tinggi dari reksa dana pasar uang, namun dengan tingkat risiko yang tidak setinggi reksa dana saham.
3. Reksadana Campuran
Reksa Dana jenis ini merupakan perpaduan dari 3 (tiga) jenis reksa dana, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana saham. Portofolio pada reksa dana ini berisikan instrumen-instrumen pasar uang, obligasi, serta saham dengan komposisi antar kelas aset yang dinamis. Sehingga di tangan Manajer Investasi yang tepat justru berpotensi menghasilkan tingkat imbal hasil yang lebih optimal dengan tingkat risiko yang lebih moderat dibandingkan reksa dana saham.
4. Reksadana Saham
80% dari portofolio reksa dana jenis ini akan diinvestasikan pada instrumen saham. Sifat dari pergerakan saham yang fluktuatif dan kesempatan mencari keuntungan yang lebih besar sangat menarik untuk investor yang risk-taker karena peluang imbal hasil yang tinggi, namun tentu saja dengan tingkat risiko yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya. Istilah “no pain no gain” menjadi slogan jenis reksadana ini.
|
