|
Bisnis berbasis teknologi di Indonesia kini semakin menjamur. Sebutan Unicorn tampaknya bukan lagi menjadi hal asing untuk didengar, terutama bagi anak muda. Ya, Unicorn merupakan istilah bagi perusahaan start-up yang memiliki nilai valuasi di atas USD 1 miliar atau setara dengan Rp 13.5 triliun. Saat ini terdapat 4 Unicorn di Indonesia yaitu Go-Jek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak. Tentu saja hal ini mendukung tercapainya target 5 Unicorn yang lahir di Indonesia hingga tahun 2019 berdasarkan pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara. Yang menjadi pertanyaan, mengapa istilah Unicorn menjadi begitu fenomenal saat ini?
Siapa yang tak sadar, di zaman milenial seperti ini, teknologi berperan menyambungkan kebutuhan orang banyak, bahkan orang tua dan penyandang difabel sekalipun dapat dirangkul di dalamnya. Ini yang dicari oleh banyak perusahaan besar untuk menginvestasikan sebagian modalnya karena yakin akan prospek usaha yang cerah di masa depan dan dapat menghasilkan keuntungan terhadap modal tersebut. Jawaban ini yang mungkin dapat menggambarkan mengapa nilai perusahaan start-up dalam waktu singkat menjadi puluhan kali lipat dan begitu fenomenal hingga saat ini.
Indonesia menjadi negara berpotensi besar bagi perusahaan start-up untuk bertumbuh. Selain karena jumlah penduduknya yang besar, Indonesia juga belum memiliki peraturan yang cukup detail guna pembatasan kreasi start-up. Itulah alasan tingginya minat investor asing berinvestasi pada perusahaan start-up di Indonesia.
Tahun lalu, Traveloka mendapat suntikan dana dari perusahaan travel asal Amerika, Expedia, dengan nilai yang cukup fantastis yaitu USD 350 Juta atau setara dengan Rp 4.6 triliun. Start-up besar lainnya yakni Tokopedia, mendapatkan tambahan dana sebesar USD 1 miliar atau setara dengan Rp 14 triliun pada Agustus tahun lalu dari Alibaba Grup, yang merupakan perusahaan e-commerce terbesar di Tiongkok dan sudah tercatat di Bursa Efek New York (NYSE). Bukalapak juga tidak tertinggal dengan start-up besar lainnya, dimana Bukalapak sudah lebih dulu (2016) mendapatkan injeksi pendanaan sebesar Rp 432.69 miliar. Hal berbeda dirasakan pada investasi start-up Bukalapak, dimana tambahan dana tersebut berasal dari perusahaan besar dalam negeri yang tidak mau tertinggal akan kesempatan emas ini. EMTEK Grup inilah yang berperan dalam investasi tersebut. Unicorn selanjutnya adalah Go-jek yang belum lama ini mendapatkan suntikan investasi dari investor asing (Google) dan juga investor domestik yaitu Astra dan Djarum.
Selain adanya keuntungan yang diperoleh para investor berkat suntikan modalnya yang dapat digunakan untuk ekspansi perusahaan Unicorn, pasar yang semakin luas pun diperoleh Unicorn berkat kerja sama yang terbentuk. Harapan kelanjutan bisnis Unicorn yang semakin besar, sudah pasti menjadi bekal utama bagi investor lainnya untuk terus mengejar kesempatan agar bisa ikut serta di dalamnya. Perusahaan Unicorn memiliki potensi melantai di bursa Indonesia, mengingat saat ini BEI tengah merancang tiga alternatif yang diperuntukkan bagi IPO start-up yaitu mengenai aset berwujud bersih, pendapatan dan kapitalisasi. Kedepannya peluang perusahaan Unicorn melantai di BEI dipastikan semakin besar.
Nah kalau Unicorn-nya listing di BEI, pasti Anda semakin tertarik untuk berinvestasi kan? Pilihan sahamnya makin beragam dan menarik, apa Anda tidak takut tertinggal? Ini saat yang tepat untuk Anda memulai investasi bersama Phillip Sekuritas Indonesia.
“Be A Smart Investor With Phillip Sekuritas Indonesia”
* Disclaimer ON
(Penulis : Ari Achmad, Dwi Prisetyowati - 15 Maret 2018)
|
