This line will show up in the preview of some email clients
logo

 

NEWSLETTER PHILLIP
EDITION NO. 70

 

Market Outlook 2019: Kemana kita akan berlayar?

img

Tahun 2018 baru saja berlalu dan telah diwarnai serangkaian peristiwa ekonomi baik dari dalam negeri, maupun dari berbagai belahan dunia, antara lain kebijakan Presiden Donald Trump yang memicu perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok, ditambah lagi dengan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang mulai menaikkan tingkat suku bunga, membuat capital outflow melanda negara-negara berkembang. Alhasil nilai tukar mata uang negara-negara tersebut bergerak melemah terhadap dollar Amerika Serikat, termasuk rupiah.

Memasuki tahun 2019, dinamika perekonomian dunia masih menuju arah yang penuh ketidakpastian. Perundingan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok terkait perang dagang, hingga artikel ini ditulis, masih jauh dari kata sepakat. Selain itu pemerintahan Amerika Serikat juga mengalami shutdown sejak 22 Desember 2018 lalu sebagai akibat belum adanya titik temu antara pemerintah AS dengan kongres mengenai biaya pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko, hal ini berpotensi memangkas perekonomian negeri Paman Sam tersebut. Sementara dari benua Eropa, kesepakatan mengenai Brexit juga membuat perekonomian di zona tersebut masih tanda tanya. Seluruh perkembangan tersebut membuat outlook perekonomian global untuk sepanjang tahun 2019 nanti menjadi sedikit suram. IMF bahkan menurunkan estimasi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini dari semula 3.7% menjadi 3.5%.

Kondisi global yang seperti itu tentu akan tantangan bagi perekonomian Indonesia untuk tahun ini menjadi semakin berat, karena mau tak mau kita adalah bagian dari masyarakat global. Secara kebetulan, pada April 2019 nanti kita juga akan menyelenggarakan perhelatan akbar rutin 5 tahunan, yakni pemilihan Presiden dan pemilihan Legislatif. Dengan adanya pemilu membuat sebagian pelaku usaha mengambil langkah wait and see sembari mengharapkan jalannya pemilu berlangsung aman dan damai. Namun, bagaimanakah korelasi antara pemilu dengan pasar modal? Berkaca pada dua pemilu sebelumnya, seperti yang terdapat pada gambar dibawah, IHSG justru tampak tidak terpengaruh dan bahkan terus menanjak. Sehingga kami berkeyakinan, selama pemilu berlangsung aman dan damai, pelaku pasar akan tetap bereaksi netral dan menaati kebijakan yang akan diambil oleh pemerintahan hasil pemilu nanti.

img
Untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri, kami perkirakan masih akan tetap berada di kisaran 5.0% - 5.2%, dan masih akan ditopang oleh sektor konsumsi rumah tangga. Kebijakan-kebijakan Bank Indonesia untuk mengantisipasi  langkah Bank Sentral AS yang berencana untuk kembali menaikkan tingkat suku bunganya juga akan menjadi perhatian pada tahun 2019 untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang kami perkirakan akan bergerak di kisaran cukup lebar antara 14,000 hingga 16,250.

Lalu sektor apa saja kah yang diperkirakan memiliki prospek bagus di tahun pemilu ini? Menurut pandapat kami, perekonomian Indonesia akan lebih didorong oleh dinamika global, sehingga masih belum terlihat sektor yang diperkirakan akan cemerlang. Meskipun demikian ada beberapa sektor yang dapat dicermati karena berpotensi menjadi kuda hitam pada tahun ini. Seperti sektor properti yang selama beberapa tahun terakhir terlihat suram, kami memandang tahun ini berpotensi kembali bangkit yang ditopang oleh tingkat suku bunga yang cukup rendah dan stabilnya ekonomi makro Indonesia. Kemudian jika sektor properti bangkit, maka selanjutnya yang akan terkena imbas positif adalah sektor konstruksi dan semen.

Stabilnya daya beli masyarakat, serta ditopang oleh kebijakan pemerintah yang cenderung populis di tahun pemilu, misalnya dengan tidak menaikkan cukai rokok, dana desa, dan kenaikan subsidi energi, juga berpotensi mampu membuat kinerja sektor konsumsi dan ritel terdongkrak. Apalagi berdasarkan survey yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, tingkat kepercayaan konsumen Indonesia masih tinggi dan tingkat penjualan ritel juga menunjukkan tren penguatan.  Sementara untuk sektor perbankan kami perkirakan tetap akan tumbuh, meskipun dalam tingkat moderat. Tantangan yang akan dihadapi oleh sektor ini adalah ketatnya likuiditas, sebagai akibat dari tingkat pertumbuhan kredit yang diprediksi akan lebih tinggi dari laju pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK).

Untuk IHSG sendiri berpotensi mencapai estimasi optimis (best case scenario) kami, yakni berpeluang untuk menuju level 7,396 (PE 17.2x) atau tumbuh 16.2%. Apalagi hingga minggu ketiga Januari ini IHSG masih menunjukkan perkembangan yang positif baik dari sisi penguatan IHSG dan arus dana asing yang masuk.


“Be A Smart Investor With Phillip Sekuritas Indonesia”

* Disclaimer ON

(Penulis : Mohamad Adityo - 2 Februari 2019)


TalkToPhillip
Phillip Securities Indonesia
Phillip Securities Indonesia
Website
Instagram
img

 

Kini Anda bisa bertransaksi reksa dana melalui aplikasi POEMS di smartphone ios & Android Anda
Makin praktis, makin fleksibel. Beli reksa dana online kapan saja di mana saja, cek profil dan performa reksa dana yang tersedia, cek status reksa dana yang kita miliki, tetap gratis* biaya transaksi,dan tetap satu platform.
POEMS IOS
POEMS ANDROID

 

Copyright © 2019 Phillip Sekuritas Indonesia, All rights reserved.
Email Anda telah kami daftarkan sebagai penerima newsletter Phillip Sekuritas Indonesia.