Lebaran sebentar lagi, bagaimana kondisi keuanganmu saat ini? Anda mungkin berpikir masih ada dana darurat dan uang di dalam tabungan yang bisa diambil. Tetapi orang-orang bijak tidak akan melakukan ini.
Kita semua mengerti. Saat dihadapkan dengan euforia dan kehangatan Ramadan, orang-orang cenderung bertindak dengan tidak realistis. Kita yang biasa makan sedikit tiba-tiba membeli menu berbuka dalam jumlah banyak dan jenis beragam tanpa bisa menghabiskannya. Anehnya lagi, kebiasaan itu kita lakukan selama sebulan dan terus berulang sampai Ramadan tahun depan.
Bukan hanya itu, tawaran buka bersama yang berderet seiring melebarnya lingkar pertemanan juga mengambil andil besar dalam menghabiskan uang kita. Menyusul setelahnya adalah biaya gengsi yang membuat kita membeli lima potong pakaian meski lebaran hanya berlangsung satu hari saja; perbaikan aset seperti renovasi rumah dan service mobil; biaya mudik; serta biaya bagi-bagi THR ke sanak saudara yang tidak sedikit jumlahnya.
Kalau sudah begitu, yang tersisa memang tinggal dana darurat dan tabungan saja. Itu pun kalau punya. Gaji pokok sudah habis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sementara pemasukan tambahan seperti THR rasanya tidak benar-benar "masuk", melainkan lewat sekelebat tanpa bisa kita rasakan sumbangsihnya.
Jangan pernah mencari kambing hitam untuk segala kekacauan ini. Sejatinya, Ramadan berasal dari dua kata yang berakar pada "menahan diri". Bukan salah Ramadan jika kondisi keuangan kita tidak karuan. Salah kita yang tidak bisa mengatur prioritas dan melakukan persiapan.
Sementara kita berpikir untuk mengambil uang di dalam tabungan dalam jumlah besar–bahkan sampai menggunakan kartu kredit untuk berutang dan memenuhi kebutuhan, beberapa orang dengan manajemen keuangan yang baik dapat mengisi bulan ini dengan beramal tanpa mengganggu kondisi keuangan mereka.
Jika tidak bisa menjadi kafah dalam mengatur keuangan, mengurangi ketidaksempurnaan merupakan awal paling baik dalam melakukan perubahan. Ada banyak langkah kecil yang bisa kita lakukan hari ini untuk memperbaiki kesalahan kemarin. Perlahan-lahan mulai dari memperbaiki keuangan pasca lebaran sampai titik yang paling stabil, sampai menyiapkan diri untuk Ramadan yang akan datang.
1. Susun kembali anggaran
Uraikan semua kebutuhan yang belum terpenuhi, prioritaskan kebutuhan berdasarkan jangka waktu pemenuhannya. Dahulukan kebutuhan mendesak. Jika Anda memiliki utang, dahulukan pelunasannya. Jika Anda terpaksa menggunakan dana darurat, maka pulihkan dana tersebut secepatnya.
Batasi pengeluaran yang bisa dipangkas. Mulailah dari kebiasaan-kebiasaan kecil seperti membawa botol minum dari rumah, membawa bekal ke kantor, serta mengganti moda transportasi dengan yang paling ekonomis.
2. Cari sumber pemasukan baru
Untuk menciptakan arus kas yang sehat, ada baiknya Anda tidak bergantung dengan satu sumber penghasilan saja. Ada banyak proyek tambahan yang bisa Anda kerjakan secara online tanpa mengganggu waktu tetap Anda. Manfaatkan waktu secara efisien dan jangan menunda pekerjaan tetap Anda.
3. Investasi
Sisihkan kelebihan yang Anda dapat dari berhemat untuk berinvestasi. Pilihlah instrumen investasi yang risiko, return, dan jangka waktu yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Anda bisa menggunakan kalkulator investasi Poems.co.id untuk menentukan besar investasi berkala sampai mencapai target Anda. Misalnya, Anda memilih investasi reksa dana saham sebagai biaya ibadah haji 10 tahun lagi. Dengan ekspektasi return paling rendah yaitu 17% dan besar investasi berkala sebesar 10% dari gaji UMP Jakarta, berikut adalah hasil yang bisa Anda capai sebagai bekal berangkat haji.
Selalu ada cara untuk perlahan memperbaiki keadaan. Tetapi alangkah lebih bijak jika Anda dapat melakukan pencegahan dengan berinvestasi mulai dari sekarang.
“Be A Smart Investor With Phillip Sekuritas Indonesia”
* Disclaimer ON
(Penulis: Elva Mustika Rini - Mei 2019) |