Dalam memilih saham, bertanya informasi kepada teman yang Anda anggap sudah lebih berpengalaman di dunia pasar modal mungkin memang cenderung lebih mudah daripada melakukan analisis sendiri. Hal ini karena Anda tidak perlu menghabiskan waktu menggali informasi lebih dalam mengenai perusahaan yang sahamnya hendak Anda beli.

Sekali dua kali mungkin saja informasi dari teman Anda benar adanya dan memberikan keuntungan bagi Anda. Namun, perlu Anda ketahui, pasar bisa saja berubah arah karena keadaan ekonomi yang bergerak dinamis. Bila hanya mengikuti "kata teman", Anda tidak akan tahu harus berbuat apa ketika harga saham yang Anda beli atas rekomendasi teman tersebut malah menunjukan penurunan. Akan menyakitkan ketika Anda menanyakan terkait penurunan ini, teman Anda mungkin saja menjawab, "Yah, aku sudah jual dari kemarin-kemarin, sudah cukuplah untung 20%. Memang kamu nggak lihat harganya sudah mulai turun dari kemarin?" Kalau sudah begini, Anda hanya bisa menghela napas menahan kesal sekaligus kesedihan karena harus menanggung kerugian.

Anda perlu juga memperhatikan dampak terburuk bila Anda mempercayai 100% saran teman dan langsung membeli saham yang direkomendasikan dalam jumlah banyak dengan harapan untung besar dan cepat. Sebab, bila yang terjadi tidak sesuai harapan, Anda mungkin akan bersikap di luar akal sehat karena sunk cost trap. Sebuah tindakan irasional saat Anda tak kunjung balik modal padahal sudah terlanjur menginvestasikan sejumlah uang dan waktu yang cukup besar. Jadi, Anda hanya membiarkan dan meyakini bahwa keadaan ini hanya sementara, nanti pasti akan naik kembali dan memberi keuntungan. Padahal jika Anda memiliki rencana trading sejak awal, tentunya Anda akan melakukan cut loss (menjual saham meskipun rugi) saat saham tersebut sudah mencapai titik harga tertentu, untuk menghindari kerugian yang lebih besar lagi.

Seperti pepatah Warren Buffet, "Risk comes from not knowing what you’re doing." Risiko datang dari ketidaktahuan akan apa yang Anda lakukan. Informasi dari "kata teman" yang terkesan instan tersebut akan membuat Anda melupakan adanya risiko di balik hal-hal yang tidak diberitahukan kepada Anda. Maka itu, inilah waktunya Anda untuk melakukan analisis sendiri. Proses ini memang membutuhkan usaha dan waktu lebih, tetapi tidak ada usaha yang sia-sia.

Dengan menganalisis sendiri, perlahan Anda akan lebih mahir dalam memilih saham dan meminimalisir risiko yang mungkin terjadi. Anda juga dapat menyusun rencana trading terlebih dahulu. Jadi, bila terjadi kemungkinan terburuk sekali pun, Anda sudah memiliki rencana untuk mengatasinya. Misalnya, menyusun rencana trading untuk melakukan cut loss bila saham yang Anda miliki mengalami penurunan. Hal ini agar kerugian yang Anda alami tidak terlalu dalam.

Memulai analisis dapat Anda lakukan dengan mengenal fundamental perusahaan yang ingin Anda beli. Membaca Equity Reports merupakan langkah yang tepat untuk melihat pandangan analis terhadap suatu saham. Anda dapat mengakses Equity Reports Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia (PSI) dengan melakukan login melalui aplikasi POEMS ID, website poems.co.id, atau pun ProTrader, lalu klik menu Research, dan lakukan pencarian dengan mengetik kode saham yang ingin Anda analisis.

Equity Reports tersebut mungkin cukup membingungkan bagi Anda yang baru memasuki dunia saham. Namun, Anda tidak diwajibkan mengerti semua yang tertuang di dalamnya karena Anda bisa mempelajarinya seiring waktu. Untuk memulai, Anda bisa mencoba memahami rasio-rasio sederhana yang ada di dalam Equity Reports terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut.

P/E (x) – Rasio harga saham terhadap nilai laba bersih per lembar sahamnya untuk bisa dijadikan perbandingan murah atau mahalnya harga suatu saham dengan saham emiten lainnya yang bergerak dalam sektor industri yang sama. Semakin rendah rasio yang dihasilkan dapat dikatakan bahwa harga saham perusahaan tersebut semakin murah jika dibandingkan dengan nilai laba bersihnya.

P/BV (x) - Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan untuk menilai apakah saham emiten tersebut dijual cukup murah mendekati nilai bukunya. Sama halnya dengan rasio P/E, semakin rendah rasio yang dihasilkan dapat dikatakan bahwa harga saham perusahaan tersebut semakin murah jika dibandingkan dengan nilai bukunya.

ROE (%) – Perkiraan laba yang bisa dihasilkan perusahaan atas modal yang telah disetorkan oleh pemegang saham, di mana semakin tinggi angkanya, akan semakin baik.

Anda bisa membandingkan angka-angka di atas dengan beberapa saham yang bergerak dalam sektor industri yang sama. Selain itu, di dalam Equity Reports Tim Research PSI juga terdapat rekomendasi aksi yang bisa Anda lakukan dengan berkaca pada harga saham saat report saham tersebut dikeluarkan. Setelah melakukan hal ini, Anda pasti penasaran ingin mengulik lebih dalam mengenai Equity Reports tersebut karena ternyata banyak hal menarik yang Anda bisa ketahui di dalamnya. Maka itu, perlahan karena rasa ingin tahu, Anda pasti akan bisa mengetahui lebih banyak lagi, yang terpenting adalah Anda sudah memulainya.

Anda juga bisa mempelajari banyak hal dengan mengikuti program-program yang Tim Research PSI adakan melalui seminar edukasi dan webinar setiap paginya. Untuk mengikuti webinar, Anda dapat mendaftarkan diri melalui link bit.ly/pw_juli20. Selain itu, Tim Research PSI juga memberikan laporan harian melalui aplikasi Telegram sebelum pasar saham dibuka dan setelah pasar saham tutup. Anda bisa bergabung di channel Telegram Tim Research PSI melalui link t.me/Research_PSI. Yuk, mulai analisis sendiri bersama Phillip Sekuritas Indonesia.

“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”

* Disclaimer ON

(Penulis: Anandaputra Wijil Ubhaya - Juli 2020)
(Editor : Ester Lidya Norisa)