Pandemi Covid-19 dapat dikatakan memberikan dampak negatif yang cukup telak bagi perekonomian di seluruh dunia. Covid-19 menjadi penyebab kemunduran ekonomi di berbagai negara, bahkan negara maju sekalipun tidak dapat menghindari dampak tersebut. Negara yang masuk ke jurang resesi pun terus bertambah. Kini Indonesia menjadi salah satu negara yang terancam masuk dalam jurang resesi setelah resesi pertamanya di tahun 1998.
Resesi merupakan kondisi terjadinya penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) secara tahunan dalam dua kuartal berturut-turut. Pada kuartal II sebelumnya, Indonesia mencatatkan penurunan PDB sebesar 5.32% secara tahunan. Apabila Indonesia pada kuartal III kembali mencatat penurunan PDB secara tahunan, maka tidak menutup kemungkinan Indonesia masuk dalam jurang resesi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa pada kuartal III, ekonomi Indonesia kemungkinan besar mengalami penurunan dan diprediksi berada di kisaran -2% sampai 0%. Potensi Indonesia masuk ke dalam resesi muncul setelah melihat adanya deflasi secara bulanan di bulan Agustus, meskipun PSBB dilonggarkan. Deflasi sendiri merupakan penurunan harga suatu barang di waktu tertentu. Kondisi penurunan harga ini dapat menggambarkan adanya penurunan daya beli masyarakat. Penurunan daya beli ini tentunya sangat mempengaruhi PDB Indonesia karena sebagian besar PDB Indonesia disusun oleh konsumsi masyarakat.

Namun, perlu diketahui bahwa sejak pelonggaran PSBB beberapa waktu belakangan, kondisi ekonomi Indonesia mengalami sedikit perbaikan. Hal ini dilihat dari data Purchasing Manager Index (PMI) yang menunjukan adanya peningkatan terhadap indeks keyakinan konsumen dan penyaluran pinjaman yang meningkat.
Hal ini mengindikasikan bahwa hasil PDB kuartal III nanti akan lebih baik dibandingkan dengan kuartal II sebelumnya. Namun sayangnya, perbaikan aktivitas ekonomi yang terjadi dapat dikatakan sangat perlahan dan terlihat Indonesia berada dalam U-shaped recovery. Perbaikan berbentuk ini menandakan bahwa ekonomi Indonesia membaik, namun dalam kecepatan yang cenderung lambat. Selain dari Indonesia, ekonomi dunia juga perlahan bangkit. Hal ini terlihat dari aktivitas manufaktur dunia yang mulai tumbuh kembali serta ekspor-impor yang membaik.

Untuk mempercepat adanya perbaikan ekonomi, pemerintah menjalankan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang bertujuan untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya selama pandemi Covid-19. Pemerintah Indonesia saat ini memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat maupun UMKM dan juga memberikan insentif pada perusahaan untuk memulihkan perekonomian.
Bagaimana dengan pasar modal?
Pasar modal sendiri tidak sama dengan ekonomi suatu negara. Pasar modal merupakan forward looking machine yang digerakan oleh ekspektasi para pembeli dan penjualnya. Hal ini tercermin pada saat Covid-19 mulai masuk ke Indonesia, investor terlebih dahulu bereaksi, bahkan sebelum keluarnya data pertumbuhan PDB sehingga IHSG terkoreksi dalam hingga bulan Maret. Begitu pula saat PDB keluar, investor lebih fokus pada perbaikan ekonomi yang terjadi dibandingkan dengan melihat turunnya PDB kuartal kedua yang di bawah ekspektasi.

Melihat potensi perbaikan ekonomi, IHSG telah beranjak dari titik terendahnya pada akhir bulan Maret dan rebound hingga 27 Agustus 2020. Dari titik terendahnya, IHSG telah naik 37.05% sampai titik tertingginya di bulan Agustus. Memasuki bulan September, terlihat bahwa banyak investor melakukan aksi profit taking sehingga harga cenderung terkoreksi. Selain itu, investor juga nampaknya cenderung mengambil sikap wait and see melihat rilis data pertumbuhan PDB kuartal III nanti. Investor akan bereaksi apakah data yang dihasilkan tersebut di atas atau di bawah ekspektasi investor.
Namun jangan khawatir, momen penurunan IHSG merupakan saat yang tepat untuk investor yang ketinggalan rally IHSG yang telah terjadi. Investor dapat menunggu saham-saham pilihannya untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Sektor yang kinerjanya tetap terjaga saat kuartal II kemarin dan yang mengalami recovery paling cepat tentunya akan sangat menarik jika harganya murah.
Semoga saat pengumuman pertumbuhan PDB pada kuartal III nanti tidak lebih buruk dibandingkan dengan ekspetasi sehingga IHSG dapat lanjut rally. Happy trading dan salam cuan!
“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”
* Disclaimer ON
(Penulis: Stefanus Adrian Chandra Wijaya - September 2020)
Baca artikel lainnya:
Amankah berinvestasi di Tengah Pandemi Covid-19?
Amankan Investasimu Selama IHSG Turun dengan Fitur SmartSafe
Memprediksi Harga Saham dengan Analisis Foreign Flow
|