ANALISA SEKTOR INDUSTRI
PASAR MODAL INDONESIA 2021
1. Perbankan
Perbankan Indonesia tidak mengalami permasalahan likuiditas yang terlihat dari loan to deposit ratio (rasio LDR) yang mengalami penurunan. Perbankan menempatkan kelebihan likuditasnya pada Surat Berharga Negara (SBN). Nilai LDR yang rendah membuka peluang untuk pertumbuhan kredit ke depannya.
 
Kepemilikan obligasi oleh kategori bank BUKU IV juga meningkat paling tinggi pada 2020 sehingga meningkatkan pendapatan perbankan. Kondisi ini membuka peluang perbankan untuk menyalurkan kredit yang lebih besar di 2021 sehingga membuat kinerjanya semakin baik.
Pengembangan vaksin dan implementasinya tentu menjadi faktor utama agar ekonomi dapat kembali berjalan seperti semula. Menurut Tim Research PSI, bank BUKU IV tahun depan akan diuntungkan oleh program pemulihan ekonomi nasional. Namun, bank BUKU Besar juga mengalami risiko yang sama besarnya jika pandemi terus berlangsung di luar perkiraan.
 
Saham pilihan pada sektor ini adalah BBCA dan BBRI karena melihat BBCA memiliki rasio perbankan yang paling baik dan rendahnya biaya kredit. Di sisi lain, adanya konsentrasi bantuan pemerintah pada sektor UMKM membuat sektor ini akan pulih lebih cepat di waktu yang akan datang.
2. Consumer

Sektor barang konsumsi di 2021 akan dipengaruhi oleh:
  • Melemahnya daya beli akibat menurunnya pendapatan masyarakat
  • Kenaikan gaji yang rendah untuk waktu yang akan datang
  • Harga komoditas yang lebih tinggi, berarti COGS yang lebih tinggi
  • Pajak cukai lebih tinggi dari yang diperkirakan
  • Preferensi investor untuk bermain di sektor agresif
  • Harapan multiplier effect dari vaksin
 Saham yang bisa diperhatikan: MYOR dan ICBP
  • MYOR memiliki pendapatan terdiversifikasi, yaitu 60% penjualan lokal dan 40% ekspor
  • ICBP menciptakan peluang pertumbuhan pasar baru setelah akuisisi Pinehill
 3. Cigarettes

Sektor rokok akan kurang menarik di tahun 2021 karena kenaikan cukai rokok yang melebihi ekspektasi pasar. Kenaikan cukai SKM tier I dan SPM tier I menyebabkan kenaikan beban produksi perusahaan rokok di tengah pelemahan daya beli konsumen. Kondisi ini menyebabkan pendapatan dan laba bersih emiten tier I, yaitu HMSP dan GGRM akan tertekan di 2021. Pembahasan lebih detail mengenai kenaikan cukai rokok dapat dilihat di sini
 
4. Poultry

Konsumsi ayam di Indonesia merupakan salah satu yang terendah sehingga membuka peluang untuk tumbuh di waktu yang akan datang, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat kelas menengah.
Perusahaan perunggasan terintegrasi di Indonesia didominasi oleh pasar pakan ternak dan produk DOC. Beberapa perusahaan terintegrasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), antara lain PT Charoen Phokphand Indonesia Tbk. (CPIN), PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA), dan PT. Malindo Feedmill Tbk. (MAIN). Tiga perusahaan unggas terintegrasi teratas memiliki pangsa pasar pakan dan DOC lebih dari 60%.
JPFA
Sebagai salah satu pemain besar dalam industri pakan ternak, JPFA memiliki kemampuan untuk mentransfer volatilitas harga bahan baku kepada pelanggan melalui sistem margin plus biaya. Hal ini terbukti dari laba usaha segmen pakan ternak yang selalu mencatatkan kinerja positif di tengah penurunan harga DOC yang menyebabkan turunnya laba usaha pada divisi breeding. 

Akuisisi So Good Food (SGF) tahun ini merupakan langkah strategis JPFA dalam mengembangkan bisnis hilirnya, yaitu dengan meningkatkan kapasitas sarana produksi daging olahannya serta meningkatkan pemasaran dan penjualan langsung produk olahan ke konsumen.

MAIN
Dibandingkan dengan peternak unggas lainnya (CPIN dan JPFA), MAIN adalah perusahaan perunggasan yang relatif kecil. Namun, MAIN masih mampu menawarkan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dari yang lain. Selama 2014-2019, pertumbuhan EBITA perusahaan adalah 33,8% CAGR, lebih tinggi dari CPIN (13,4%) dan JPFA (18,8%). MAIN masih berhasil meningkatkan penjualannya sebesar 7,4% QoQ di 3Q20. 

Pertumbuhan penjualan di 3Q20 terutama didukung oleh kebangkitan kembali penjualan di segmen Feeds dan DOC / DOD masing-masing sebesar 9% Q / Q dan 10% Q / Q, setelah mengalami kontraksi di 2Q20. Penjualan segmen Feeds kembali mencatatkan kenaikan margin operasi menjadi 12,2%, dibandingkan periode 2Q20 sebesar 11,8%. Segmen pakan merupakan satu-satunya segmen yang secara konsisten memberikan margin operasi positif di tengah penurunan penjualan sepanjang tahun.

5. Plantation
  1. Rendahnya produksi karena pandemi
  • Selama Pandemi COVID-19, cadangan CPO bulanan Indonesia tetap di bawah level 4 juta ton. Hal tersebut disebabkan cuaca panas yang berkepanjangan pada tahun 2019 dan gangguan cuaca La Nina yang terjadi pada pertengahan tahun 2020.
  • Produksi CPO yang lebih rendah dapat mengimbangi penurunan konsumsi CPO, terutama Fatty Acid Methyl Ester (FAME) , sebesar 13% di 1Q2020.
  • Pemerintah telah mencanangkan mandatory B50 pada awal 2021. Peningkatan kadar biodiesel memiliki multiplier positif, yakni meningkatkan penyerapan CPO dalam negeri, menghemat cadangan devisa, menurunkan emisi polutan CO2, dan meningkatkan kapasitas produksi biodiesel dalam negeri.
  1. Prospek harga CPO 2021
  • Harga minyak kedelai dalam 5 tahun terakhir cenderung bergerak stabil dibandingkan dengan harga CPO. Harga CPO yang akhir-akhir ini naik tajam menyebabkan diskon harga CPO terhadap soybean berkurang.
  • Namun gangguan cuaca La Nina diperkirakan akan terus berlanjut hingga pertengahan 2021. Hal ini menyebabkan stok akhir CPO Indonesia di bawah 4 juta ton.
  • Kami memperkirakan harga CPO rata-rata global pada 2021 akan lebih stabil di kisaran RM 2.500. Harga tersebut relative sama dengan tahun 2020
6. Coal
  • Tahun 2021, permintaan akan pulih seiring peningkatan demand coal di China setelah pulihnya aktivitas perekonomian, khususnya manufaktur China.
  • Eksposur PTBA terhadap permintaan batubara domestik dapat melindungi perusahaan dari ketidakpastian permintaan ekspor.
  • Pendapatan ADRO yang terdiversifikasi (dari aktivitas penambangan, kontrak, batu bara kokas, serta proyek pembangkit listrik) dapat bermanfaat selama waktu yang tidak pasti, seperti saat pandemi ini.
7. Cement

Volume semen telah menunjukkan peningkatan bulanan sejak Juni 2020. Tahun ini juga terlihat bahwa persaingan harga tidak begitu ketat, produsen cenderung dapat meningkatkan harga jual mereka secara perlahan. Permintaan semen diproyeksikan akan meningkat ke depan, seiring dengan kembali berjalannya proyek pembangunan pemerintah dan pembangunan properti.
8. Kendaraan Listrik

Kendaraan listrik diproyeksikan menjadi tren yang menarik untuk tahun 2021 hingga tahun yang akan datang. Kondisi ini muncul karena Indonesia sendiri memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Keuntungan ini juga diperkuat dengan adanya kerja sama antara berbagai perusahaan multinasional yang ingin berinvestasi di Indonesia terkait produksi baterai listrik dan juga pabrik mobil listrik. Saham yang dapat diperhatikan adalah ANTM karena perusahaan ini mendapat penunjukan langsung oleh pemerintah untuk membuat joint venture demi menggarap baterai listrik.

 
9. Telekomunikasi

Omnibus Law memiliki dampak positif bagi industri telekomunikasi, di antaranya:
  • Menetapkan harga batas atas dan bawah di industri
  • Membantu memfasilitasi tindakan M&A dengan memberikan aturan yang lebih jelas tentang kepemilikan spektrum
  • Adanya spectrum sharing untuk teknologi baru (5G)
Kehadiran Omnibus Law tentunya akan membuat kondisi industri telekomunikasi semakin sehat karena membuat perang harga antar-operator menjadi terkendali. Kondisi ini membuat operator dapat secara perlahan meningkatkan harga layanan yang ditawarkan.
Sejauh ini, TLKM masih menjadi pemimpin pasar, disusul secara ketat oleh EXCL dan ISAT. TLKM masih menguasai dari pangsa pasar, jumlah BTS, data yield, dan juga ARPU yang dihasilkan. Terlihat juga TLKM mulai mengembangkan bisnis non-Telkomsel-nya untuk meningkatkan pendapatan yang dimiliki. Hal ini terlihat dari kenaikan pendapatan dan subscribers Indihome yang sangat pesat di tengah lesunya kinerja Telkomsel