Mungkin belakangan ini kamu mulai bertanya-tanya, kenapa reksa dana cenderung menunjukan penurunan? Kinerjanya bisa dibilang tidak seperti ketika akhir tahun 2020 hingga awal tahun 2021.
Menurut Tim Riset dan Analis Phillip Asset Management, faktor dari penurunan kinerja reksa dana beberapa bulan ke belakang selama tahun 2021, salah satunya masih disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang kasusnya terus meningkat di kawasan Asia, khususnya di India.
Lalu, kenaikan Yield US Treasury tenor 10 tahun yang didorong oleh ekspektasi inflasi Amerika Serikat (AS) yang melonjak juga turut mempengaruhi penurunan kinerja reksa dana. Kondisi ini membuat banyak investor asing memilih memindahkan dananya ke aset keuangan AS sehingga terjadi outflow dari negara-negara emerging market, seperti Indonesia, dan menyebabkan menguatnya USD.
Mata uang rupiah juga cenderung volatile sehingga berimbas pada performa pasar saham yang kurang baik pada periode Maret hingga April 2021. Performa pasar saham tentu diikuti dengan kinerja reksa dana saham yang ikut mengalami penurunan. Hal ini ditambah dengan sikap wait & see berbagai institusi untuk masuk ke pasar saham dan memilih mengalokasikan dananya ke sektor obligasi.
Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Statistik Pasar Modal 2021, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana beberapa bulan berjalan selama tahun 2021 mengalami sedikit penurunan. Terlihat dari catatan kinerja reksa dana sejak akhir April 2021 dengan NAB sebesar Rp577.970,08 miliar, mengalami penurunan sekitar -0,30% dibandingkan dengan NAB akhir Maret 2021 sebesar Rp579.681,49 miliar.

Jika dilihat berdasarkan tabel di atas, pada periode Maret hingga April 2021, jenis reksa dana dengan NAB yang mengalami penurunan ialah reksa dana indeks sebesar -4,4%, reksa dana terproteksi sebesar -2,10%, ETF sebesar -1,43%, reksa dana saham sebesar -0,82%, dan reksa dana campuran sebesar -0,41%.
Sementara itu, masih dalam periode yang sama, terdapat jenis reksa dana yang mengalami pertumbuhan NAB, yaitu reksa dana pendapatan tetap dengan kenaikan 1,50% dan reksa dana pasar uang dengan kenaikan 1,2%. Namun, walaupun NAB reksa dana pendapatan tetap tidak menunjukan penurunan, rata-rata kinerja produk reksa dana pendapatan tetap pada periode tersebut juga menunjukan penurunan.
Bagaimana prospek kinerja reksa dana ke depan?
Untuk jenis reksa dana pendapatan tetap, terlebih reksa dana pasar uang yang cenderung tidak menunjukan penurunan, dalam melihat perkembangan kinerjanya ke depan, kamu bisa memperhatikan prospek obligasi dan surat utang sebagai instrumen dalam portofolio kedua jenis reksa dana ini. Namun, kamu tidak perlu khawatir, tingkat fluktuasi kedua jenis reksa dana ini terbilang rendah sehingga penurunan yang terjadi hanya bersifat sementara.
Sedangkan, untuk jenis reksa campuran, terutama reksa dana saham, selama jumlah kasus COVID-19 masih terus bertambah, meskipun data-data ekonomi, khususnya dalam negeri, menunjukkan adanya sedikit perbaikan, hal tersebut mungkin belum bisa mendongkrak kinerja reksa dana saham, sehingga performanya akan tetap negatif dalam jangka pendek. Namun, hal tersebut bisa menjadi sentimen positif untuk kinerja jenis reksa dana lainnya.
Lalu, bagaimana strategi untuk menyikapi penurunan reksa dana?
Selama masih menunggu kepastian kondisi ekonomi saat ini, baik dari dalam maupun luar negeri, maka kamu bisa menempatkan danamu sementara di reksa dana pasar uang yang cenderung tidak mengalami penurunan ketika kondisi ekonomi kurang baik.
Kamu juga bisa menabung berkala di reksa dana pendapatan tetap untuk mengambil kesempatan mendapat unit lebih banyak dari penurunan nilai jangka pendek. Bila kamu berinvestasi bersama POEMS ProFunds, kamu bisa memanfaatkan fitur SmartPlan untuk menabung reksa dana setiap bulan secara otomatis dengan bujet, tanggal, dan produk reksa dana yang dapat kamu tentukan sebelumnya.
Nantinya, bila pertumbuhan ekonomi mulai membaik, sejalan dengan kinerja reksa dana yang juga bertumbuh, terutama pada reksa dana campuran dan reksa dana saham, kamu bisa mulai masuk ke dua jenis reksa dana ini untuk meraih potensi imbal hasil yang lebih optimal. Namun, jangan lupa sesuaikan porsi investasimu terhadap masing-masing jenis reksa dana dengan profil risikomu, ya!
“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”
* Disclaimer ON
(Penulis: Muhammad Rizki Fahrurrozi - Mei 2021)
(Editor : Ester Lidya Norisa)
Baca artikel lainnya:
Cara Terbaik Mengoptimalkan Dana Investasi Anda
Investasi Berkala di Harga Terbaik dengan DCA
Mengenal 10 Jenis Reksa Dana di Pasar Modal Syariah