This line will show up in the preview of some email clients
logo

 

NEWSLETTER Edisi 98

 

Bank Digital vs Bank Konvensional, Apa Sih Bedanya?
img

Belakangan ini kita cukup sering mendengar istilah bank digital ketika membaca berita. Entah berita mengenai pendirian bank digital baru, akuisisi terhadap bank oleh fintech, atau bank yang beralih menjadi bank digital. Masih segar tentu saja ketika Gojek melakukan akuisisi terhadap PT Bank Jago Tbk (ARTO).

Bahkan, Berkshire Hathaway milik investor legendaris Warren Buffett baru-baru ini juga melakukan investasi senilai 500 juta USD atau sekitar 7,15 triliun IDR di perusahaan induk Nubank, bank digital yang berbasis di Brasil. Namun, apa sih sebenarnya bank digital itu? Apa bedanya dengan bank konvensional yang selama ini kita kenal?

Menilik  jasa dan layanan yang ditawarkan, keduanya sebenarnya tidak jauh berbeda, masing-masing menawarkan jasa perbankan, seperti tabungan, deposito, penarikan dana, transfer, dan pinjaman. Perbedaan mendasar antara bank digital dan konvensional terletak diwujudnya. Bank konvensional memiliki wujud fisik berupa kantor cabang, sedangkan bank digital tidak memiliki kantor cabang.

Cukup dengan berbekalkan sebuah smartphone, kita sudah bisa melakukan aneka transaksi perbankan pada bank digital. Melansir Forbes, perbankan digital secara umum didefinisikan sebagai transformasi layanan perbankan dari cara tradisional menjadi daring atau online. Lalu, apa saja kelebihan membuka rekening di bank digital?

Berikut beberapa kemudahan yang ditawarkan oleh bank digital.

Akses yang lebih mudah. Nasabah bisa melakukan transaksi di mana saja melalui aplikasi di smartphone atau pun situs website bank digital.

Fleksibilitas. Dari sisi waktu, nasabah bank digital lebih dipersingkat dalam melakukan transaksi. Terlebih mereka tidak perlu terpatok jam operasional, seperti pada kantor cabang bank konvensional. Kita juga tidak perlu mengantre di teller atau pun customer service karena semua layanan, mulai dari pembukaan rekening, deposito, transfer, dan sebagainya, dapat dilakukan secara online tanpa harus mengunjungi bank.

Suku bunga yang lebih tinggi. Bank konvensional umumnya menawarkan suku bunga tabungan di kisaran 1% per tahun. Sedangkan bank digital pada umumnya memberikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi dibanding bank konvensional untuk menarik dana dari nasabah.

Biaya yang lebih rendah. Di sisi lain, bank digital juga memberlakukan biaya administrasi bulanan serta biaya transfer yang lebih murah atau bahkan gratis bagi nasabah mereka, tentunya sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki, bank digital juga memiliki beberapa tantangan seperti berikut.

Jaringan internet. Jika jaringan internet terganggu, maka akses nasabah melalui aplikasi juga mengalami gangguan. Nasabah dapat mengalami kesulitan melakukan transaksi bahkan sama sekali tidak bisa melakukan transaksi.

Belum melek teknologi. Bagi nasabah yang belum melek teknologi, layanan bank digital akan terasa lebih sulit dibandingkan dengan bank konvensional.

Keamanan. Mengingat segala transaksi nasabah bank digital dilakukan secara daring, keamanan pasti menjadi tantangan tersendiri bagi bank digital, mengingat peretasan yang cukup marak terjadi.

Dari segi pasar perbankan, Indonesia merupakan negara keempat terbesar di dunia dengan jumlah populasi masyarakat cukup banyak yang belum memiliki rekening bank. Berdasarkan hasil riset tahun 2019 yang dilakukan oleh Google bertajuk Fulfilling its Promise – The Future of Southeast Asia’s Digital Financial Services, sebanyak 92 juta jiwa penduduk dewasa di Indonesia belum tersentuh layanan finansial atau perbankan. Jumlah tersebut lebih dari separuh total penduduk dewasa yang mencapai 181 juta jiwa.

Sedangkan di lain pihak, penetrasi smartphone dan penggunaan internet di Indonesia terus meningkat. Pada 2015, hanya terdapat 28,6% populasi di Indonesia yang menggunakan smartphone. Seiring berjalannya waktu, harga smartphone semakin terjangkau bagi masyarakat sehingga meningkatkan penggunaannya pula.

Di tahun 2021, penetrasi smartphone diproyeksikan mencapai 76% dan di tahun 2025 diproyeksikan akan mencapai 89,2%, sehingga secara infrastruktur masyarakat Indonesia siap untuk perbankan digital. Ada pun sebanyak 196,7 juta atau 73,7% dari total penduduk Indonesia memiliki akses ke internet.

Tentunya ini merupakan peluang yang besar bagi bank digital apabila bisa dimanfaatkan dengan baik. Apalagi di masa pandemi ini, digitalisasi aktivitas ekonomi dan keuangan semakin meningkat didorong oleh perubahan gaya hidup masyarakat.

“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”

* Disclaimer ON

(Penulis: Helen Vincentia - Juni 2021)

 

Baca artikel lainnya:
Amankah berinvestasi di Tengah Pandemi Covid-19?
Amankan Investasimu Selama IHSG Turun dengan Fitur SmartSafe
Memprediksi Harga Saham dengan Analisis Foreign Flow

TalkToPhillip
Phillip Securities Indonesia
Phillip Securities Indonesia
Website
Instagram

 

Copyright © 2018 Phillip Sekuritas Indonesia, All rights reserved.
Email Anda telah kami daftarkan sebagai penerima newsletter Phillip Sekuritas Indonesia.