Mungkin banyak di antara kamu yang merasa ragu dan bertanya-tanya saat ingin menjual reksa dana, apakah ini benar-benar waktu yang tepat untuk aku menjual reksa dana? Apakah keuntungan ini sudah maksimal bila aku menjualnya sekarang? Serta pertanyaan-pertanyaan lainnya yang mungkin saja terlintas di pikiran.
Dapat dikatakan, tidak ada teori baku yang mengatur kapan kamu harus mencairkan reksa dana karena reksa dana dapat kamu cairkan kapan pun tanpa adanya batas waktu minimal atau pun waktu jatuh tempo. Namun, pada beberapa produk reksa dana selain jenis reksa dana pasar uang terdapat ketentukan pengenaan fee jual (redeem) bila kamu mencairkan produk reksa dana tersebut sebelum waktu yang ditentukan.
Pada artikel ini, kita akan membahas hal-hal yang bisa kamu perhatikan saat hendak menjual reksa dana, biar kamu nggak perlu merasa ragu sebelum menjualnya atau pun menyesal setelah menjualnya.
1. Ingat Kembali Tujuan Awal Investasimu
Jika kamu memutuskan ingin menjual reksa dana, kamu harus pikirkan kembali tujuan awalmu menginvestasikan reksa dana tersebut. Apakah waktu tersebut telah sesuai dengan jangka waktu investasi yang kamu tetapkan di awal? Jika kamu merasa memang sudah waktunya dan nilainya telah sesuai dengan yang kamu harapkan, kamu bisa lakukan penjualan. Namun, jika ternyata belum waktunya, sebaiknya pertahankan agar nilainya bisa terus bertumbuh dan menambah keuntunganmu.
Bila jangka waktu investasi yang kamu tetapkan di awal berubah dan ingin memperpanjang waktu investasimu, kamu bisa lakukan switching. Contoh, kamu memiliki reksa dana pasar uang yang sudah kamu investasikan selama 10 bulan, tetapi kondisi pandemi ini membuatmu tidak bisa menjalankan tujuanmu sebelumnya, sehingga kamu tidak jadi menggunakan uangnya dan ingin memperpanjang waktu investasimu selama 3 tahun untuk mewujudkan tujuan yang lebih besar. Jika seperti ini, kamu bisa menjual reksa dana tersebut dan alihkan dananya ke jenis reksa dana pendapatan tetap yang memiliki potensi imbal hasil lebih optimal dan cocok untuk jangka waktu 1-3 tahun.
2. Perhatikan NAB/UP Saat Ingin Menjual
Untuk melihat apakah reksa dana-mu sudah untung, kamu bisa memperhatikan Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB/UP) dari produk reksa dana yang kamu miliki. Jika NAB/UP saat itu sudah jauh lebih tinggi nilainya dari NAB/UP saat kamu membeli produk reksa dana tersebut, tandanya kamu sudah mendapat keuntungan.
Kamu juga bisa memperhatikan grafik kinerja historis reksa dana tersebut. Bila grafiknya menunjukan kenaikan dan telah berada di posisi yang lebih tinggi dari waktu sebelumnya, tandanya kamu telah mendapat imbal hasil yang lebih tinggi dari waktu sebelumnya.
Jangan lupa! NAB/UP yang berlaku saat kamu menjual reksa dana-mu tidak real time karena ada cut off time yang mengikuti jam bursa. Jadi, jika kamu menjual sebelum cut off time, NAB/UP yang berlaku adalah NAB/UP hari itu. Namun, jika kamu menjual di atas cut off time, akan mengikuti NAB/UP esok hari.
3. Perhatikan Durasi Pencairan dan Biaya Lain
Durasi pencairan reksa dana berbeda-beda untuk setiap jenisnya, semakin agresif jenis reksa dana, maka waktu pencairannya cenderung semakin lama, yaitu maksimal 7 hari bursa. Untuk ketentuan penjualan reksa dana sendiri, pada beberapa produk reksa dana juga terdapat fee redeem yang perlu kamu perhatikan. Beberapa produk reksa dana selain jenis reksa dana pasar uang, jika kamu berinvestasi di bawah 1 tahun, kamu akan dikenakan fee redeem. Selain itu, kamu juga perlu memperhatikan bank kustodian dari produk reksa dana-mu karena jika bank kustodiannya berbeda dengan rekening investasimu, maka dana yang kamu cairkan akan dikenakan biaya transfer antarbank.
Tiga poin di atas bisa kamu perhatikan bila ingin menjual reksa dana untuk memenuhi tujuan keuanganmu. Namun, ada beberapa hal juga yang bisa menjadi pertimbangannmu untuk mempertahankan investasi reksa dana-mu.
Misalnya, saat kamu memperhatikan komposisi produk reksa dana-mu dan melakukan riset pasar, kamu meyakini bahwa tahun depan komposisi tersebut mempunyai prospek yang bagus. Bila seperti ini, kamu bisa mempertahankannya karena berdasarkan riset yang kamu lakukan ke depannya reksa dana tersebut dapat memberi imbal hasil lebih optimal dari sebelumnya.
Selain itu, kamu juga bisa mempertahankannya bila fund fact sheet produk reksa dana yang kamu investasikan, 10 portofolio terbesarnya memiliki prospek yang bagus ke depan. Jika kamu setuju dan percaya dengan arah manajer investasimu, kamu bisa tetap bertahan. Semua keputusan dapat dilakukan dengan melihat seperti apa ekspektasi pasar ke depan. Kamu bisa melihatnya dari berita, proyeksi ekonomi, suku bunga, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), atau pun Penilaian Harga Efek Indonesia (PHEI).
Ingat juga, ada efek compounding interest dalam investasi reksa dana. Jika kamu menginvestasikan reksa dana dalam jangka panjang, investasimu bisa menghasilkan efek compounding interest yang dapat diartikan sebagai kemampuan sebuah aset untuk menghasilkan keuntungan lagi dari keuntungan sebelumnya. Jadi, ada kemungkinan bila kamu terus mempertahankan investasimu pada suatu produk reksa dana, maka imbal hasil yang kamu dapat akan semakin maksimal karena adanya efek compounding interest.
Namun, keputusan kembali lagi ke tanganmu! Bagaimana kamu mengatur strategi di awal memulai investasi dan bagaimana kamu menyusun tujuan investasimu. Kamu harus mempertimbangkan dengan matang agar keputusan yang kamu ambil tepat dan tidak menimbulkan penyesalan.
“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”
* Disclaimer ON
(Penulis: Ester Lidya Norisa - Juni 2021)
Baca artikel lainnya:
Amankah berinvestasi di Tengah Pandemi Covid-19?
Amankan Investasimu Selama IHSG Turun dengan Fitur SmartSafe
Memprediksi Harga Saham dengan Analisis Foreign Flow
|