Sejak 3 Juli 2021, Pemerintah Republik Indonesia menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. PPKM Darurat diterapkan di 48 kabupaten/kota dengan nilai asesmen level 4 serta di 74 kabupaten/kota dengan nilai asesmen level 3, di wilayah Jawa-Bali.
Selama kebijakan ini berlaku, dilakukan pembatasan kegiatan di berbagai sektor, mulai dari perkantoran, pendidikan, restoran, pusat perbelanjaan, wisata, transportasi, seni budaya, hingga sosial kemasyarakatan.
PPKM Darurat dapat dikatakan tidak banyak berdampak pada pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), tidak seperti pada awal pandemi di tahun lalu, karena pasar cenderung tak lagi terkejut. Meskipun dalam sebulan terakhir kasus positif COVID-19 terus mencatatkan rekor kenaikan, angka masyarakat yang tervaksinasi juga berakselerasi.
Apalagi setelah pemerintah menargetkan 1 juta vaksin per hari, pasar berharap kebijakan ini dapat menekan lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia. Oleh sebab itu, sepanjang PPKM Darurat IHSG terpantau lebih sideways di level 5,930 – 6,100.
Lalu, apa saja sektor yang terdampak atau pun berpotensi di masa PPKM Darurat?
Berdasarkan hasil analisis dari Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia, sektor yang terdampak dari pemberlakuan PPKM Darurat ini, antara lain sektor properti yang memiliki portofolio revenue dari mall, serta sektor ritel. Selama PPKM Darurat, mall atau pusat perbelanjaan ditutup sehingga tentunya akan menurunkan pendapatan pengelola mall.
Begitu juga dengan sektor ritel dan Food & Beverage (F&B), tentu akan mengalami penurunan omset akibat turunnya traffic masyarakat yang berbelanja ke mall. Hal ini dapat terlihat dari pergerakan indeks saham ritel dan juga properti yang sepanjang bulan Juli sudah mengalami penurunan hampir 5%.
Namun, di balik pemberlakuan pembatasan yang diterapkan, kamu tetap bisa mencari celah cuan di sektor-sektor tertentu, lho. Ada beberapa sektor yang diuntungkan selama periode PPKM Darurat, antara lain sektor healthcare (kesehatan) dan sektor consumer non-cyclical.
Emiten-emiten yang bergerak di sektor healthcare, seperti farmasi dan rumah sakit, menjadi sektor yang paling terdampak positif saat terjadi peningkatan kasus COVID-19. Kenaikan harga saham pada sektor healthcare juga terdorong oleh sentimen pengumuman Kementerian BUMN akan pengembangan obat terapi COVID-19, yakni Ivermectin.
Menggeliatnya harga saham-saham farmasi diprediksi masih akan berlanjut selama upaya peredaman penyebaran COVID-19 berlangsung. Sektor healthcare masih sangat prospektif karena meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi suplemen/vitamin di tengah pandemi guna menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, peningkatan permintaan akan alat kesehatan di tengah PPKM Darurat juga menjadi faktor pendorong lainnya.
Adapun pengeluaran untuk keperluan kesehatan di Indonesia yang cenderung masih rendah menjadi peluang lainnya. Saham INAF, KAEF, TSPC, KLBF, SILO, MIKA, dan SAME dapat kamu jadikan sebagai saham-saham pilihan di sektor healthcare.
Kemudian, bagaimana dengan sektor consumer non-cyclical? Adanya pembatasan sosial selama PPKM Darurat membuat masyarakat cenderung berantisipasi dengan cara meningkatkan persedian barang konsumsi primer atau kebutuhan pokok.
Sektor consumer non-cyclical juga memiliki kinerja yang lebih stabil dibandingkan dengan beberapa sektor lain selama PPKM Darurat. Salah satu produk yang diprediksi akan unggul pada sektor ini adalah mie instan. Beberapa saham sektor ini yang dapat dikoleksi, antara lain ICBP, INDF, dan MYOR.
Sektor lainnya yang masih menarik ialah emiten perkebunan sawit. Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya merupakan salah satu bahan baku utama produk-produk consumer goods, seperti minyak goreng dan produk perawatan tubuh, sehingga tetap menjadi kebutuhan masyarakat walau di masa PPKM Darurat.
Pilihan utama pada sektor ini ialah saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP). Perseroan ini membukukan kenaikan pendapatan yang luar biasa pada kuartal I-2021, namun harga sahamnya terbilang masih murah, diperdagangkan di level PBV 0,78 x.
Jadi, sudah tahukan saham-saham apa saja yang dapat kamu pilih dalam berinvestasi di masa PPKM Darurat ini? Tetaplah bijak dalam berinvestasi dan selalu lakukan analisis terlebih dahulu, agar kamu dapat memilih saham yang tepat sehingga tujuan investasimu pun dapat terwujud!
“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”
* Disclaimer ON
(Penulis: Michael Filbery - Juli 2021)
Baca artikel lainnya:
Amankah berinvestasi di Tengah Pandemi Covid-19?
Amankan Investasimu Selama IHSG Turun dengan Fitur SmartSafe
Memprediksi Harga Saham dengan Analisis Foreign Flow
|