Menutup tahun pemulihan ekonomi 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun, yaitu sebesar +10.08% secara Year to Date (YTD). Kenaikan ini terjadi seiring dengan ekspektasi pasar yang menilai tahun 2021 menjadi tahun perbaikan, setelah tahun sebelumnya seluruh negara dunia menghentikan kegiatan ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Sektor yang berkontribusi terhadap kenaikan IHSG di antaranya ialah sektor teknologi (+4.53% YTD), sektor transportasi & logistik (+2.35% YTD), sektor keuangan (+1.84% YTD), sektor infrastruktur (+1.39% YTD), dan sektor energi (+1.11% YTD).

Sementara di tahun 2022, berdasarkan hasil riset dari Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia, IHSG diperkirakan masih akan berpeluang mencatatkan kinerja yang baik dengan katalis utama masih dari pembukaan kegiatan ekonomi di seluruh negara secara bertahap, ditambah dengan distribusi vaksin yang mulai merata dan ditargetkan selesai di tahun ini. Selain itu, terdapat juga katalis lainnya, yakni stimulus fiskal dan subsidi bunga usaha yang berpotensi menjadi penggerak ekonomi sektor perdagangan serta sektor usaha kecil dan menengah.

Di antara pemulihan tahun ini, kami melihat beberapa sektor memiliki peluang untuk mencatatkan kinerja positif. Sektor-sektor tersebut, antara lain:
1. Sektor Barang Baku (IDXBASIC)
Optimisme pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 salah satunya didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat sehingga hal ini dapat dianggap sebagai faktor yang dapat meningkatkan demand dan tingkat produksi dari sisi manufaktur. Peningkatan produksi dapat mengarah kepada kebutuhan bahan baku yang diperlukan. Dengan begitu, sektor basic material dapat dianggap sebagai salah satu sektor potensial yang mampu mencetak kinerja positif di tahun 2022.

2. Sektor Energi (IDXENERGY)
Beberapa negara dunia sudah mencapai tingkat vaksinasi yang baik sehingga memungkinkan adanya keberlanjutan pembukaan kegiatan ekonomi. Kondisi yang membaik seperti ini diharapkan dapat mengembalikan pertumbuhan ekonomi negara-negara besar ke titik sebelum pandemi, khususnya negara utama sebagai konsumen komoditas energi dunia. Kebutuhan komoditas energi diperkirakan akan tetap tumbuh seiring dengan kebutuhan energi dari kegiatan produksi maupun kegiatan sehari-hari.

Australia Department of Industry, Science, Energy and Resources memporyeksikan suplai batu bara asal Indonesia di tahun 2022 akan menguasai mayoritas kebutuhan global. Dengan adanya penguasaan pasokan batu bara, ditambah tingkat manufaktur China yang mulai ekspansif, terlihat bahwa permintaan batu bara dari negara besar tersebut dan negara lainnya masih positif untuk tahun ini.

3. Sektor Keuangan (IDXFINANCE)
Kebijakan subsidi bunga pinjaman untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) & Korporasi yang tertuang dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) diharapkan dapat meningkatkan permintaan kredit dari sisi modal kerja. Sementara relaksasi kebijakan untuk segmen perumahan dan otomotif diharapkan akan memperbaiki pertumbuhan permintaan segmen konsumsi. Dua stimulus tersebut diperkirakan akan menjadi katalis positif yang akan menggerakan pertumbuhan pinjaman sektor perbankan ke depan.

4. Sektor Konsumen Non-Primer (IDXCYCLICAL)
Seiring dengan pelonggaran mobilitas masyarakat, sektor perdagangan dan sektor lainnya yang terdapat di sektor non-primer diharapkan akan membukukan kinerja yang baik di tahun 2022. Dukungan dari kemampuan konsumsi masyarakat yang tetap stabil, ditambah dengan beberapa stimulus yang diberikan pemerintah untuk sektor retail, otomotif, dan perumahan, diperkirakan akan meningkatkan daya beli masyarakat.

5. Sektor Konsumen Primer (IDXNONCYCLICAL)
Sektor konsumen primer juga terdorong oleh katalis positif dari pembukaan kegiatan ekonomi masyarakat, sehingga terbukanya peluang untuk berbisnis dan memperoleh lapangan kerja seiring dengan naiknya kegiatan dan tingkat produksi manufaktur. Sub sektor yang menyediakan produk kesehatan masyarakat juga dinilai masih akan memiliki peluang yang baik. Hal ini karena masa pandemi yang belum berakhir mendorong masyarakat untuk lebih sadar mengonsumsi produk penunjang kesehatan.
Selain itu, sub sektor perkebunan juga dapat dianggap sebagai salah satu pilihan yang baik di waktu ke depan. Penyebabnya antara lain karena pemulihan ekonomi dan tingkat ekspor negara tujuan, seperti India dan China, yang positif. Selain itu, tingkat produksi yang berangsur membaik juga diperkirakan dapat menjadi katalis positif untuk harga Crude Palm Oil (CPO) dunia. Ditambah lagi tingkat permintaan dalam negeri yang diperkirakan akan meningkat seiring dengan kebutuhan biodiesel dan konsumsi masyarakat.
Demikian pandangan Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia terkait sektor-sektor di Bursa Efek Indonesia yang potensial di tahun 2022. Dalam menyusun portofolio, investor sebaiknya membagi alokasi investasi pada sektor agresif dan juga defensif agar dapat meraih keuntungan optimal dengan risiko yang cukup rendah.
Bila investor ingin melihat proyeksi pasar dan rekomendasi saham setiap hari bursa, investor dapat bergabung di Phillip Morning Market Call pada pukul 08.30 WIB melalui link bit.ly/PhillipWebinar atau pun Telegram Phillip Sekuritas Indonesia Research melalui link t.me/Research_PSI. Jangan lupa juga untuk mem-follow Instagram @talktophillip. Selamat berinvestasi!
“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”
* Disclaimer ON
(Editor: Dustin Dana Paramitha - Desember 2021)
Baca artikel lainnya:
Melihat Lebih Dalam Kinerja Emiten Melalui POEMS ID
Amankan Investasimu Selama IHSG Turun dengan Fitur SmartSafe
Analisis Sendiri atau Ikut Kata Teman?
Cara Bijak Memanfaatkan Trading Equity
|