This line will show up in the preview of some email clients
logo

 

NEWSLETTER Edisi 111

 

MENGENAL SKALA MARKET CAP DALAM BERINVESTASI SAHAM
img

Bagi kamu yang ingin mempelajari investasi saham lebih dalam, memahami market cap sangatlah penting. Market cap atau kapitalisasi pasar adalah salah satu hal yang dapat kamu perhatikan untuk menilai suatu perusahaan. Pasalnya market cap dapat mempengaruhi fundamental suatu perusahaan.

Investor sering kali menganggap perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang besar sebagai investasi yang baik. Nyatanya, tidak selalu jelas apakah nilai kapitalisasi pasar yang besar dapat menjamin keuntungan besar bagi investor. Untuk mengetahui hal tersebut, berikut pembahasan selengkapnya.

Pengertian Market Cap

Market cap merupakan singkatan dari market capitalization yang diartikan sebagai kapitalisasi pasar. Market cap adalah sebuah ukuran yang didasarkan pada nilai agregat suatu perusahaan yang dapat membantu mengevaluasi fundamental dan kinerja suatu perusahaan. Nilai market cap dihitung dengan mengalikan jumlah saham yang beredar dengan harga saham saat itu. Secara sistematis, berikut rumus untuk menghitung market cap:

img

Fungsi Market Cap

Market cap sering kali digunakan oleh para investor untuk mengukur kualitas suatu perusahaan. Mengetahui nilai kapitalisasi pasar memungkinkan investor untuk dapat menentukan total yang harus dikeluarkan dalam membeli seluruh saham dari perusahaan yang diinginkan.

Selain itu, melihat market cap juga menjadi cara cepat dan mudah bagi investor untuk mengetahui nilai dari suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai kapitalisasi pasar suatu perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa, semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut.

Skala Market Cap

Setiap perusahaan memiliki karakteristiknya masing-masing. Oleh karena itu, investasi yang sukses membutuhkan pemahaman dan penggunaan strategi yang tepat, menyesuaikan dengan karakteristik setiap perusahaan yang juga memiliki skala market cap yang berbeda. Berikut berbagai skala market cap yang perlu kamu ketahui.

1. Big Cap
Perusahaan yang termasuk dalam skala big market cap adalah perusahaan yang memiliki nilai market cap besar atau kapitalisasi pasar besar. Jenis perusahaan yang masuk dalam kategori ini memiliki profil risiko yang lebih konservatif dan pergerakan saham yang lebih stabil, sehingga tidak perlu lagi meragukan perusahaan dengan skala big cap. Perusahaan berkapitalisasi pasar besar cenderung tidak mudah terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi yang terjadi di suatu negara dan saham-sahamnya dikenal dengan sebutan saham blue chip. Oleh karena itu, saham blue chip sangat cocok bagi kamu yang ingin berinvestasi dalam jangka panjang.

2. Middle Cap
Middle market cap atau second liner adalah perusahaan dengan kapitalisasi pasar menengah. Meski nilainya tidak sebesar perusahaan berkapitalisasi pasar besar, perusahaan ini juga memiliki fundamental yang bagus. Perusahaan dalam kategori ini memiliki pergerakan yang cukup agresif, namun memiliki risiko kerugian yang relatif rendah. Hal ini karena perusahaan middle cap memiliki potensi yang lebih tinggi untuk berkembang dan menjadi lebih besar. Dengan begitu, laba yang bisa didapatkan akan lebih besar.

3. Small Cap
Perusahaan dengan skala small market cap atau yang sering disebut third liner merupakan kategori perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar kecil. Pergerakan harga saham perusahaan dalam kategori ini lebih mudah atau rentan terkena pengaruh fluktuasi ekonomi serta memiliki pergerakan yang agresif. Oleh karena itu, saham perusahaan dengan kapitalisasi pasar kecil lebih cocok untuk di-trading-kan dalam jangka pendek. Kamu yang ingin mentransaksikan saham-saham perusahaan small cap perlu berhati-hati dan perlu melakukan analisis yang tepat agar tidak salah langkah.

Faktor yang Mempengaruhi Market Cap

Ada dua faktor penting yang dapat mempengaruhi nilai market cap, yaitu harga saham per lembar dan jumlah saham yang beredar atau diperdagangkan. Kondisi ini dapat membuat nilai kapitalisasi pasar menjadi semakin dinamis. Fluktuasi yang terjadi juga sesuai dengan pergerakan harga saham yang dapat dipengaruhi juga oleh sentimen pasar.

Tips Memilih Saham Berdasarkan Skala Market Cap

1.Cek skala market cap
- Saham Lapis Satu (Big Cap/Blue Chip)
Saham perusahaan lapis satu memiliki kapitalisasi pasar besar dengan nilai di atas Rp10 triliun. Saham perusahaan lapis satu dapat dikatakan menjadi penggerak IHSG dan LQ45. Selain itu secara fundamental, kinerja keuangannya cenderung baik dan stabil, begitu juga dengan pergerakan harga sahamnya.

- Saham Lapis Kedua (Middle Cap/Second Liner)
Saham perusahaan lapis dua memiliki kapitalisasi pasar sedang dengan nilai antara Rp500 miliar - Rp10 triliun. Sebagian besar sahamnya juga masuk dalam LQ45 dengan kinerja keuangan yang cukup baik. Namun, pergerakan harga sahamnya cenderung fluktuatif dan beragam, ada yang likuid dan tidak likuid.

- Saham Lapis Ketiga (Small Cap/Third Liner)
Saham perusahaan lapis tiga memiliki kapitalisasi pasar kecil dengan nilai di bawah Rp500 miliar. Harga sahamnya pun relatif kecil sehingga rentan terjadi fluktuasi dan volatilitas. Selain itu, saham pada kategori ini juga tergolong memiliki kecenderungan risiko tinggi.

2. Pilih perusahaan di industri yang kamu pahami
Dalam berinvestasi, kamu perlu memiliki prinsip. Sebuah prinsip dapat menjadi dasar yang mengharuskanmu untuk memahami industri saham yang kamu pilih. Tentu nantinya hal ini dapat memudahkanmu untuk menganalisis fundamental dan risiko perusahaan di masa depan.

3. Ketahui kepemilikan saham dan manajemen perusahaan
Dalam hal berinvestasi, kepemilikan saham dan manajemen dari perusahaan yang sahamnya kamu pilih tentu perlu kamu perhatikan. Sebab, hal ini dapat menentukan kemajuan perusahaan di masa yang akan datang. Kamu dapat mengecek pengelolaan dan kepemilikan saham secara online di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau situs resmi perusahaan terkait.

4. Ketahui dan analisis tren pendapatan, laba, dan margin
Bila kamu adalah investor pemula yang ingin membeli saham, baik dari perusahaan berkapitalisasi pasar besar, sedang, maupun kecil, kamu perlu melakukan analisis terlebih dahulu terhadap tren pendapatan, laba, margin perusahaan, Rasio Harga terhadap Penjualan (P/E), dan Rasio Harga terhadap Pendapatan (P/S).

5. Lakukan riset dan pahami riwayat harga saham
Tips terakhir ialah melihat history harga saham sebagai faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli saham, baik itu saham dalam kategori big cap, middle cap, dan small cap. Sebab, hal ini dapat menjadi bahan analisis untuk melihat gambaran posisi keuangan perusahaan dan sahamnya di masa mendatang.

Dalam melakukan analisis fundamental secara mendalam, kamu bisa menggunakan platform POEMS dan mengakses fitur Stock Screener dalam menu Research. Di sana kamu bisa melihat dengan mudah rasio keuangan perusahaan, pendapatan, laba, dan melakukan analisis fundamental lainnya.

Kamu juga dapat menggunakan aplikasi POEMS ID di smartphone secara mudah dan mengakses fitur Stock Scanner untuk mendapatkan rekomendasi saham-saham yang telah dikelompokan berdasarkan kriteria fundamental tertentu. Tidak hanya itu, kamu juga dapat melihat kumpulan saham berdasarkan indikator teknikal dan candlestick harga saham. Phillip Sekuritas Indonesia berkomitmen untuk senantiasa mendampingimu dalam berinvestasi di pasar modal!

“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”

* Disclaimer ON

Penulis: Edo Ardiansyah - Juli 2022
Editor: Ester Lidya Norisa

Baca artikel lainnya:
Mengenal Istilah Pom-Pom Saham, Bagaimana Menyikapinya?
Dana di RDN Kamu Auto-Debit ke Reksa Dana? Ini Alasannya!
Kamu Seorang Trader? Wajib Perhatikan Hal Ini!
Belajar Strategi Value Investing

TalkToPhillip
Phillip Securities Indonesia
Phillip Securities Indonesia
Website
Instagram

 

Copyright © 2022 Phillip Sekuritas Indonesia, All rights reserved.
Email Anda telah kami daftarkan sebagai penerima newsletter Phillip Sekuritas Indonesia.