This line will show up in the preview of some email clients
logo

 

NEWSLETTER Edisi 108

 

MENYIKAPI PINK TAX, MAHALNYA BIAYA MENJADI PEREMPUAN
img

Saat pergi ke pusat perbelanjaan atau swalayan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, jika kamu perhatikan, mungkin kamu pernah mendapati suatu barang yang sama terbagi dalam 2 jenis, yaitu untuk perempuan dan laki-laki. Anehnya, kedua jenis produk yang sama ini dibanderol dengan harga yang berbeda, jenis untuk perempuan dibanderol dengan harga yang lebih mahal.

Contohnya, roll on deodorant, pisau cukur, dan sebagainya, memasarkan produk yang sama, volume atau kuantitas yang sama, kualitas yang sama, dan fungsi yang sama, tetapi hanya dengan perbedaan kemasan, warna, dan aroma yang dibuat "seolah" khusus untuk  perempuan, produsen melabeli produknya dengan harga yang lebih mahal. Ini adalah contoh permulaan untuk pembahasan lebih dalam mengenai fenomena pink tax.

Saat mendengar kata pink tax, mungkin yang terbesit di pikiranmu ialah mengenai pajak. Namun, pink tax yang dimaksud bukanlah persoalan pajak, melainkan sebuah taktik yang dilakukan para produsen suatu produk untuk mengambil laba lebih besar bagi konsumen perempuan. Tentu saja "pink" yang dimaksud dari istilah "pink tax" ialah untuk mengasosiasikan kaum perempuan.

Adanya istilah pink tax bermula dari pandangan terhadap perempuan yang dianggap sebagai pembeli utama dalam rumah tangga sehingga dijadikan target utama dalam marketing produk-produk yang dijual di pasaran.

Pasar cenderung menciptakan produk yang "lebih berbeda" untuk dipilih perempuan, terutama pada produk perawatan diri. Kesenjangan harga berbasis gender ini kemungkinan juga terbentuk oleh pengaruh ekonomi dan budaya yang salah satunya dapat dilihat dari cara masyarakat membesarkan anak perempuan dibanding anak laki-laki.

Penetapan harga yang tidak seimbang ini tentu menempatkan beban yang lebih besar pada perempuan tanpa dasar yang jelas. Pink tax mengarahkan perempuan untuk merogoh kocek lebih besar dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasar mengetahui terdapat kebutuhan akan produk tertentu yang tak terhindarkan bagi perempuan, hal ini membuat pasar memanfaatkannya untuk keuntungan bisnis.

Pink tax bukanlah fenomena baru. Dilansir dari tirto.id, pada tahun 2010, Consumer Reports di Amerika menyoroti masalah ini secara nasional. Mereka mengeluarkan studi yang menemukan pada saat itu perempuan membayar 50% lebih besar daripada pria untuk produk serupa.

Selain itu, tahun 2015 Departemen Urusan Konsumen di Kota New York (NYC) merilis laporan tentang perbedaan harga 106 produk dalam kategori mainan dan aksesori. Rata-rata, produk untuk anak perempuan dihargai 7% lebih tinggi.

Tambahan biaya yang paling tinggi berada di kategori produk perawatan pribadi. Laporan NYC menyatakan perempuan menanggung perbedaan harga sekitar 13% lebih besar untuk produk perawatan pribadi saat membandingkan sekitar 122 produk. Perbedaan harga ini tentunya menekan perempuan, terutama untuk mereka yang berpenghasilan rendah.

Untuk itu, berikut tips bagi perempuan dalam menyikapi pink tax:

  1. Lakukan perbandingan harga terlebih dahulu, selidiki merek-merek lain yang tidak membuat perbedaan pemasaran produk terhadap gender dan pertimbangkan tujuan/maksud kamu dalam membeli suatu produk.
  2. Ubah pola pikir, berbelanjalah tanpa berfokus pada kemasan atau hal lain yang dibuat seolah khusus untuk perempuan, tetapi lebih memperhatikan pada fungsi dan kualitas produknya. Jika produk yang dipasarkan untuk perempuan diberi harga lebih mahal, tetapi memiliki fungsi dan kualitas yang sama dengan produk yang ditujukan untuk laki-laki, serta kamu tidak terlalu mementingkan warna, aroma, atau kemasan, kamu bisa memilih produk yang dipasarkan untuk laki-laki atau pun produk yang netral terhadap gender.
  3. Jangan anggap sepele perbedaan harga yang kecil, karena jika produk tersebut kamu konsumsi sehari-hari dan perlu dibeli berulang-ulang atau dalam jumlah besar, dapat dikatakan kamu merugi bila selama ini terdapat produk dengan fungsi dan kualitas yang sama, tetapi dibanderol dengan harga lebih murah.

Nantinya, perubahan yang kamu dapat setelah melakukan tips dalam menyikapi pink tax ini bisa kamu jadikan tambahan untuk ditabung dan berinvestasi secara rutin setiap bulan.

Contoh, selama ini kamu mengeluarkan bujet yang cukup besar dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari karena kamu tidak memperhatikan adanya perbedaan harga lebih mahal untuk produk yang dipasarkan bagi perempuan. Setelah kamu memilih produk dengan harga lebih murah, kamu memiliki sisa uang dari bujet yang biasanya kamu keluarkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sisa uang ini bisa menjadi tambahan alokasi tabunganmu.

Kamu bisa menabung dengan alokasi tambahan tersebut sambil berinvestasi secara rutin dengan memanfaatkan fitur SmartPlan. SmartPlan merupakan salah satu fitur cerdas di aplikasi POEMS ID yang dapat kamu gunakan untuk berinvestasi saham maupun reksa dana secara berkala dan otomatis setiap bulannya.

Kamu bisa menabung sesuai dengan bujet, tanggal, serta produk investasi pilihanmu. Nantinya, fitur ini akan mendebit sejumlah dana yang tersedia di Rekening Dana Investor (RDI) kamu secara otomatis setiap bulannya sesuai dengan rencana yang telah kamu atur sebelumnya. Kamu hanya perlu memastikan ketersediaan dana pada RDI untuk membeli saham maupun reksa dana pilihanmu.

Dengan ini, sebagai perempuan, kamu bisa mengatur keuangan dengan lebih baik, berhemat, hingga mengoptimalkan pendapatan dengan berinvestasi secara rutin!

“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”

* Disclaimer ON

Penulis: Ester Lidya Norisa - April 2022

Baca artikel lainnya:
Beli Saham IPO Secara Online dengan e-IPO
Gelar Pernikahan Impian Anda dengan SmartPlan!
Lupa Password? Ini Cara Mengembalikannya dengan Security Question
Raih Tujuan Keuangan dan Passive Income-mu Sekaligus!

TalkToPhillip
Phillip Securities Indonesia
Phillip Securities Indonesia
Website
Instagram

 

Copyright © 2018 Phillip Sekuritas Indonesia, All rights reserved.
Email Anda telah kami daftarkan sebagai penerima newsletter Phillip Sekuritas Indonesia.