This line will show up in the preview of some email clients
logo

 

NEWSLETTER Edisi 109

 

SELL IN MAY AND GO AWAY,
HARUSKAH DILAKUKAN INVESTOR SAHAM?
img

Memasuki pertengahan Mei, pelaku pasar mungkin kembali diingatkan dengan fenomena yang identik terjadi di bulan Mei, yaitu dikenal dengan istilah "sell in May and go away". Kemudian sebagian pelaku pasar mulai mempertanyakan, akankah terjadi di tahun ini? Lalu, dari mana asal munculnya istilah tersebut? Berikut pembahasannya.

Istilah sell in May and go away berasal dari negara Inggris, tepatnya berasal dari distrik perkantoran finansial di London. Ketika mendekati perayaan St. Leger’s Day, banyak pekerja yang memilih menikmati libur musim panas dan keluar dari aktivitas perkantoran. Hal tersebut diduga sebagai penyebab perilaku para investor maupun trader yang cenderung keluar dari pasar modal dengan menjual kepemilikan sahamnya dan mengambil masa liburan.

Sell in May and go away biasa dikenal sebagai periode ketika pasar saham menunjukan kinerja kurang baik atau negatif yang disebabkan karena adanya tekanan jual di pasar sehingga banyak pelaku pasar yang mewaspadai fenomena ini. Lantas, apakah benar fenomena yang terjadi di bulan Mei ini selalu terjadi setiap tahun?

Figure 1. Tabel Kinerja IHSG dalam 10 Tahun Terakhir*

img

*Data di atas merupakan hasil rekap terakhir per tanggal 10 Mei 2022. Kinerja pada bulan Mei 2022 bisa saja berubah karena jumlah hari perdagangan di bulan tersebut masih tersisa.

Berdasarkan data rata-rata kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama 10 tahun terakhir, bulan Mei menunjukan kinerja negatif dengan imbal hasil -0.79%. Jika dilihat dari kinerja tiap tahunnya selama 10 tahun terakhir di bulan Mei, terdapat penurunan yang cukup dalam pada IHSG di tahun 2012, 2018, 2019, dan yang masih berjalan, yaitu di tahun 2022. Namun, terdapat juga periode ketika IHSG menunjukan kinerja yang cukup baik, yaitu di tahun 2013, 2014, 2015, 2017, dan 2020.

Pada periode ketika IHSG memberikan kinerja yang kurang baik, terdapat katalis-katalis yang mempengaruhi pergerakannya, sehingga dapat dikatakan tidak hanya disebabkan oleh fenomena sell in May and go away. Salah satunya, yaitu di tahun 2012, terdapat sentimen yang berasal dari bank sentral Amerika Serikat, The Fed, mengenai pelonggaran kebijakan Quantitative Easing (QE) sehingga pasar keuangan Amerika Serikat mengalami tingkat likuiditas yang sangat tinggi. Hal ini dilanjutkan dengan langkah The Fed memperketat kebijakan QE sehingga membuat sebuah kepanikan di antara kalangan pelaku pasar yang dikenal sebagai Taper Tantrum.

Kemudian di tahun 2018-2019, terdapat peristiwa ketika presiden Amerika Serikat pada saat itu, Donald Trump, mengenakan tarif tinggi bagi sejumlah produk impor asal China karena ketidakpuasan Trump dengan neraca dagang Amerika Serikat yang mengalami pelebaran defisit terhadap China. Alhasil, China membalas dengan mengenakan tarif tinggi bagi produk asal Amerika Serikat. Hal ini membuat banyak pelaku pasar mengkhawatirkan terganggunya perekonomian global akibat konflik kedua negara tersebut.

Terakhir, pada akhir April hingga awal Mei 2022, pasar dihebohkan dengan langkah The Fed yang menaikan suku bunga Fed Fund Rate sebanyak 50 basis point menjadi 0.75-1.00%. Langkah ini dinilai sangat cepat dari perkiraan awal sehingga pelaku pasar dalam negeri yang masih dalam masa libur Lebaran bereaksi di awal Mei dan membuat indeks terkoreksi cukup dalam.

Dilihat dari beberapa kejadian di atas, dapat disimpulkan bahwa di balik fenomena sell in May and go away terdapat juga sentimen besar lain yang lebih mempengaruhi pergerakan indeks. Sebaliknya, ketika tidak ada sentimen yang begitu memberatkan indeks, kinerja pada bulan Mei cenderung mampu menorehkan hasil yang cukup baik. Oleh sebab itu, ada baiknya para pelaku pasar mengenali lebih dalam tentang perkembangan yang ada di pasar saham sebelum menentukan langkah investasi atau pun trading.

Bila fenomena sell in May and go away disertai dengan katalis yang kurang baik, kamu perlu kembali melihat komposisi portofolio-mu. Cermati kondisi pasar saham, terutama sektoral, agar nantinya kamu bisa menentukan sektor mana yang layak dipertahankan atau ditambah porsi kepemilikannya dan sektor mana yang patut dilepas dan dijauhi terlebih dahulu. Hal ini akan mengurangi risiko yang timbul akibat dari katalis negatif yang sedang terjadi.

Kemudian, bagi kamu yang memiliki tujuan investasi jangka panjang, penurunan harga saham yang sedang terjadi seharusnya tidak mempengaruhi tujuan jangka panjangmu. Malah sebaliknya, kamu bisa kembali menambah porsi kepemilikan saham dalam portofolio-mu jika dirasa perusahaan yang sahamnya kamu miliki masih menunjukan kinerja dan fundamental yang baik.

Sedangkan, bagi kamu yang memiliki strategi jangka pendek alias trading, kamu bisa mengurangi frekuensi trading di salah satu atau beberapa sektor yang dianggap akan terpengaruh oleh katalis negatif. Kamu bisa mencermati sektor lain yang kondisinya lebih baik untuk dijadikan pilihan trading dan jangan lupa untuk tetap mematuhi strategi atau batasan risiko trading-mu.

Untuk mendapatkan referensi serta pandangan seputar kondisi pasar saham yang ter-update, kamu bisa bergabung bersama Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia di online webinar Phillip Morning Market Call yang selalu hadir di setiap hari bursa mulai pukul 08.30-09.30 WIB. Di sana kamu juga bisa bertanya seputar update pasar saham maupun sektoral serta pandangan Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia mengenai saham-saham pilihanmu.

Selain mengikuti Phillip Morning Market Call, kamu juga bisa bergabung di Instagram Live @talktophillip bersama Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia yang diselenggarakan setiap Jumat sore pukul 16.00 WIB. Dengan ini, kamu akan selalu bisa mendapatkan informasi terbaru seputar pasar modal untuk dijadikan referensi dalam mengatur strategi trading atau pun investasi di waktu depan. Selamat berinvestasi!

“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”

* Disclaimer ON

Penulis: Dustin Dana Paramitha - Mei 2022
Editor: Ester Lidya Norisa

Baca artikel lainnya:
Mengenal Rasio Keuangan Perusahaan dalam Memilih Saham
Buka Akun Investasi di Phillip Sekuritas Indonesia Hanya 5 Menit!
Memprediksi Harga Saham dengan Analisis Foreign Flow
Memulai Analisis Teknikal Pertama Anda!

TalkToPhillip
Phillip Securities Indonesia
Phillip Securities Indonesia
Website
Instagram

 

Copyright © 2018 Phillip Sekuritas Indonesia, All rights reserved.
Email Anda telah kami daftarkan sebagai penerima newsletter Phillip Sekuritas Indonesia.