Dalam berinvestasi saham, secara umum dikenal dua tipe investor berdasarkan jangka waktu investasi, yaitu investor jangka panjang yang disebut "investor" dan investor jangka pendek yang disebut "trader".
Investor merupakan seseorang yang membeli saham dengan tujuan jangka panjang, biasanya dalam kurun waktu tahunan, bahkan bisa lebih dari tiga tahun, atau pun di-hold selama masa hidupnya. Selain keuntungan dari kenaikan harga saham dalam jangka panjang, seorang investor biasanya juga ingin memanfaatkan keuntungan dari dividen yang rata-rata dibagikan oleh perusahaan setiap tahunnya.
Prinsip yang digunakan seorang investor dalam bertransaksi saham biasanya berdasarkan hasil analisis fundamental. Analisis fundamental merupakan praktik menilai harga wajar suatu perusahaan dengan melakukan analisis mendalam terhadap laporan keuangan, kondisi ekonomi, manajemen perusahaan, dan bahkan hingga kekuatan brand perusahaan di pasar.
Apabila telah mengetahui harga wajar suatu saham dan mendapati saham tersebut sedang berada di bawah harga wajarnya, maka investor akan melakukan pembelian terhadap saham tersebut dengan tujuan akan menjualnya ketika harganya telah mendekati, mencapai, atau bahkan melampaui harga wajarnya.
Namun, tak jarang juga seorang investor memilih untuk terus menyimpan suatu saham selama belum ada perubahan fundamental yang signifikan, seperti perusahaan kehilangan setengah pangsa pasarnya yang diiringi dengan peningkatan utang serta divestasi sebagian dari bisnis perusahaan.
Di sisi lain, berbeda dengan investor, trader merupakan seseorang yang membeli saham dengan tujuan jangka pendek, biasanya dalam kurun waktu harian atau mingguan. Seorang trader umumnya mendapatkan keuntungan dari volatilitas pergerakan harga saham harian dengan frekuensi transaksi yang cukup besar.
Prinsip yang digunakan seorang trader dalam bertransaksi saham biasanya berdasarkan hasil analisis teknikal. Analisis teknikal merupakan praktik menganalisis pergerakan harga saham harian, volume, serta momentum untuk menentukan titik harga beli atau entry, titik harga jual atau taking profit, dan titik pembatasan risiko atau stop loss suatu saham.
Seorang trader rata-rata sudah mengetahui pergerakan harga saham, seperti apa yang menjadi kondisi untuk membeli saham tertentu. Ketika suatu saham telah mencapai target taking profit atau pun menyentuh stop loss, seorang trader akan cepat berpindah ke saham lainnya dengan entry, target, dan stop loss yang tentunya berbeda sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan.
Pemaparan mengenai definisi investor dan trader ini sepertinya telah cukup menjelaskan bahwa untuk menjadi seorang investor maupun trader diperlukan kemampuan dalam menganalisis sebelum memutuskan untuk mentransaksikan suatu saham, sehingga tidak berdasarkan kabar burung atau pun info dari rekan yang belum tentu benar-benar ahli dalam menganalisis pergerakan harga suatu saham.
Untuk bisa mengidentifikasi apakah kamu seorang investor atau trader, kamu perlu mengetahui karakteristik dan ciri-cirinya. Maka itu, berikut karakteristik seorang investor dan trader.
Karakteristik seorang investor, yaitu:
- Investor akan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk memantau pergerakan harga sahamnya. Setelah menemukan harga wajar suatu saham dari proses analisis fundamental secara menyeluruh, investor biasanya tidak lagi memantau pergerakan harganya secara harian karena ekspektasi tercapainya dalam jangka waktu tahunan.
- Investor mengetahui cara menganalisis laporan keuangan serta membaca laporan tahunan untuk mendapatkan nilai wajarnya. Oleh karena itu, apabila kamu memilih untuk menjadi investor, kamu perlu memahami cara membaca laporan laba rugi, neraca, dan arus kas, bahkan dapat memahami bagaimana cara perusahaan yang kamu pilih bisa memperoleh profit atau pun kerugian. Selain itu, kamu juga perlu mengetahui kebijakan pemerintah atau perubahan ekonomi seperti apa yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
- Dalam mengambil keputusan untuk menjual saham, investor memiliki alasan yang berbeda. Investor biasanya akan menjual sahamnya apabila harga saham yang dimiliki sudah mencapai atau melampaui harga wajarnya dan telah menemukan saham lain yang dianggap murah atau di bawah harga wajar dengan fundamental yang baik. Selain itu, alasan lain investor memilih untuk menjual saham ialah bila kinerja keuangan perusahaan sudah tidak bertumbuh, kehilangan sebagian besar pangsa pasar, atau pun perubahan fundamental lain yang dinilai negatif.
- Investor menikmati dividen dari saham yang dibeli. Investor akan menerima dividen karena menyimpan sahamnya dalam jangka panjang dan melampaui masa cum date dividen tahunan. Lain halnya dengan trader yang pada umumnya jarang sekali menerima dividen karena hanya memegang suatu saham dalam jangka waktu harian dan sering kali tidak sampai cum date dividen.
Sedangkan karakteristik seorang trader, yaitu:
- Trader akan menghabiskan waktu lebih banyak untuk melakukan proses screening harian. Hal ini dilakukan untuk menemukan saham yang dapat di-trading-kan serta untuk menentukan titik entry, target, dan stop loss pada setiap saham yang di-trading-kan.
- Trader akan memaksimalkan profit dengan keluar dan masuk pada posisi saham-saham tertentu dalam jangka waktu pendek dan sering. Dengan ini, terdapat kemungkinan seorang trader bisa menghasilkan profit lebih besar dibandingkan dengan seorang investor jika memiliki sistem trading yang sudah teruji menguntungkan.
- Trader hanya memperhatikan price action/pola pergerakan harga sebagai cara untuk menentukan saham apa yang menarik untuk dibeli. Trader cenderung tidak lagi mempertimbangkan kinerja laporan keuangan maupun kondisi manajemen perusahaan sebelum membeli saham. Hal ini membuat waktu yang dibutuhkan trader untuk memutuskan pembelian saham pun lebih singkat.
- Trader rutin melakukan pencatatan dan pengujian sistem trading. Hal ini dilakukan untuk mengetahui strategi trading yang digunakan, apakah masih bisa menghasilkan profit yang konsisten seperti sebelumnya, atau diperlukan pengembangan strategi baru yang lebih relevan dengan pergerakan market sekarang.
Dengan ini, dapat dikatakan seorang investor maupun seorang trader memiliki kesibukan masing-masing dalam bertransaksi saham. Seorang investor lebih banyak menghabiskan waktu untuk menganalisis fundamental dan laporan keuangan suatu perusahaan. Sedangkan, seorang trader lebih banyak menghabiskan waktu untuk menyusun strategi trading-nya dan menentukan titik entry, target, dan stop loss.
Baik kamu seorang investor atau pun seorang trader, kamu bisa bertransaksi saham dengan lebih mudah melalui platform investasi dari Phillip Sekuritas Indonesia, yaitu aplikasi POEMS ID.
POEMS ID menyediakan fitur-fitur canggih, yaitu fitur SmartPlan untuk kamu yang ingin menabung saham secara berkala setiap bulan dengan pilihan saham, tanggal pembelian, jumlah pembelian, bahkan persentase penurunan harga (average down) yang dapat kamu atur sebelumnya; serta fitur SmartSafe yang dapat membantumu melakukan profit taking dan stop loss secara otomatis sesuai rencana tanpa perlu takut kehilangan momentum yang ada.
Jadi, berdasarkan pemaparan di atas, kira-kira kamu tim yang mana, investor atau trader? Tipe apa pun kamu, yang terpenting ialah kamu bertransaksi saham berdasarkan hasil analisis sendiri, ya. Apalagi ditunjang fitur-fitur cerdas dari POEMS ID, pasti akan lebih mudah!
“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”
* Disclaimer ON
Penulis: Joshua Marcius - Juni 2022
Editor:
Ester Lidya Norisa
Baca artikel lainnya:
Mengenal Istilah Pom-Pom Saham, Bagaimana Menyikapinya?
Dana di RDN Kamu Auto-Debit ke Reksa Dana? Ini Alasannya!
Kamu Seorang Trader? Wajib Perhatikan Hal Ini!
Belajar Strategi Value Investing
|