This line will show up in the preview of some email clients
logo

 

NEWSLETTER Edisi 111

 

MENDULANG CUAN DARI SAHAM UNDERVALUED, GINI CARANYA!
img

Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengan istilah flash sale. Flash sale merupakan salah satu program promosi untuk menarik minat konsumen dengan cara memberi penawaran harga yang lebih murah dari biasanya kepada konsumen dalam batasan waktu tertentu. Kamu mungkin sering melihat flash sale yang diadakan oleh e-commerce kesayanganmu dalam periode waktu tertentu, seperti pada hari raya, tanggal cantik, tanggal terima gaji, dan lain-lain.

Selama rangkaian flash sale, konsumen jelas akan senang dan merasa diuntungkan karena berkesempatan untuk membeli produk dengan harga yang lebih murah dibanding harga biasanya. Hasil pembelian produk pada momen flash sale bisa digunakan untuk pemakaian pribadi atau dijual lagi agar dapat menghasilkan keuntungan.

Sama halnya dengan pasar saham, "flash sale" juga tak jarang terjadi pada saham dalam periode waktu tertentu. Hal ini terjadi ketika harga saham bergerak di bawah harga wajar atau harga yang biasanya diperdagangkan. Penurunan harga atau "diskon" yang cenderung terjadi pada saham tertentu cukup bervariasi, bisa 20%, 30%, bahkan hingga 50%, tergantung dari keadaan pasar saat itu. Keadaan harga saham di bawah harga wajar/intrinsiknya inilah yang disebut sebagai saham undervalued. Sebaliknya, jika harga saham bergerak di atas harga wajar disebut sebagai saham overvalued.

Saham-saham undervalued biasanya ditemukan ketika keadaan ekonomi secara keseluruhan sedang kurang baik, sebab dapat mempengaruhi kinerja dari saham tertentu. Sebagai contoh, ketika suatu negara dalam keadaan inflasi yang tinggi dan meningkat tiap bulannya, akan terjadi kenaikan harga bahan baku yang cenderung dapat mengurangi keuntungan perusahaan karena meningkatnya harga komponen-komponen untuk produksi. Hal ini membuat keuntungan perusahaan tergerus dan berpotensi menurunkan laba bersih perusahaan. Penurunan laba bersih ini bisa menjadi salah satu faktor yang dapat memicu saham menjadi undervalued.

Apabila masalah inflasi yang tinggi ini terselesaikan, diiringi dengan  peningkatan kinerja perusahaan, maka saham perusahaan tersebut pun berpeluang mengalami kenaikan harga hingga mendekati, mencapai, atau bahkan melewati harga intrinsiknya yang bisa memberikanmu capital gain ketika menjual sahamnya.

Lalu bagaimana cara mendeteksi saham yang sedang dalam keadaan undervalued?
Metode yang sering digunakan oleh para analis untuk menentukan harga intrinsik perusahaan adalah Discounted Cash Flow (DCF). Secara umum, penentuan nilai intrinsik menggunakan metode DCF didapatkan dari ekspektasi cash flow yang dihasilkan perusahaan ke depannya.

Akan tetapi, metode DCF ini cukup sulit diaplikasikan bagi investor pemula karena dibutuhkan kemampuan untuk memproyeksikan ketiga komponen laporan keuangan agar bisa mendapatkan nilai intrinsiknya. Oleh karena itu, bagi investor pemula dapat menggunakan beberapa rasio keuangan untuk menentukan saham yang sedang undervalued atau overvalued.

Rasio keuangan yang sering kali digunakan dan mudah untuk diimplementasikan oleh investor pemula dalam menentukan saham yang undervalued atau overvalued adalah Price to Earning Ratio (P/E atau PER) & Price to Book Value Ratio (P/BV).

PER merupakan harga saham per lembar dibagi dengan laba bersih saham per lembar. Sebagai contoh, PT XYZ Tbk memiliki harga saham Rp50.000 per lembar saham dan laba bersih Rp5.000 per lembar saham, maka PER = Rp50.000/Rp5000 = 10x.

Penggunaan PER untuk menentukan saham yang murah atau undervalued dilakukan dengan membandingkan PER suatu saham dengan rata-rata PER saham lainnya yang perusahaannya bergerak dalam sektor yang sama atau dengan mencari saham yang memiliki PER di bawah 15x, sebab PER di bawah 15x dianggap undervalued.

Sebagai contoh, jika PER saham perusahaan PT XYZ Tbk yang bergerak di sektor Consumer Goods adalah 15x, sedangkan rata-rata PER pada saham-saham perusahaan Consumer Goods adalah 20x, maka dapat disimpulkan saham perusahaan PT XYZ Tbk lebih murah dibandingkan dengan rata-rata saham perusahaan di sektor Consumer Goods (undervalued). Sebaliknya, apabila saham perusahaan PT XYZ Tbk memiliki PER lebih tinggi dari rata-rata sektor Consumer Goods, maka saham tersebut dapat dikatakan mahal atau overvalued.

Lain halnya dengan rasio P/BV. P/BV merupakan harga saham per lembar dibagi dengan nilai buku per lembar saham. Pada umumnya, P/BV di bawah 1x dianggap murah oleh mayoritas investor. Selain itu, bandingkan juga rata-rata P/BV pada suatu saham perusahaan dengan rata-rata P/BV saham-saham perusahaan lain di sektor serupa.

Sebagai contoh, apabila P/BV saham perusahaan PT XYZ Tbk yang bergerak di sektor Consumer Goods lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata P/BV saham perusahaan di sektor Consumer Goods, maka dapat dikatakan saham perusahaan PT XYZ Tbk lebih murah dibandingkan dengan rata-rata saham perusahaan di sektor Consumer Goods (undervalued).

Cara Menemukan Saham-Saham Perusahaan Undervalued Melalui Platform POEMS

Kamu bisa memilah saham dengan rasio tertentu secara mudah melalui fitur Stock Screener, yaitu dengan cara:

  • Lakukan login pada aplikasi ProTrader atau pun website poems.co.id melalui PC
  • Pilih menu Research, lalu klik Stock Screener di sebelah kiri
  • Pada kolom Sector, pilih sektor perusahaan yang kamu minati
  • Pada kolom Criteria, pilih Lower Than Or Equal To pada rasio PER dan PBV, lalu masukan Value 15 pada PER dan 1 pada PBV
  • Klik Search lalu akan muncul saham-saham pada kolom Fundamental di bawah sesuai kriteria yang telah kamu atur. Di sana juga terdapat average untuk setiap sektor yang bisa kamu gunakan sebagai data pembanding

img

Tidak hanya pada fitur Stock Screener, pada Equity Reports kamu juga dapat menemukan saham-saham yang telah dianalis oleh Tim Analis Phillip Sekuritas Indonesia menggunakan metode DCF untuk menemukan nilai intrinsiknya. Laporan ini menyajikan target harga dan potensial upside yang mungkin dicapai dari market price ketika laporan itu diterbitkan serta penjelasan lain dari sisi fundamental.

img

Lantas apabila sudah menemukan saham yang memiliki PER di bawah 15x dan lebih rendah dibanding rata-rata PER saham-saham pada sektor serupa serta P/BV di bawah 1x dan lebih rendah dibanding rata-rata P/BV saham-saham pada sektor serupa, apakah sudah cukup menjadi pertimbangan untuk membeli saham undervalued? Alangkah lebih baik bila terdapat pertimbangan lain. Berikut dua hal penting lainnya yang juga perlu kamu pertimbangkan sebelum memutuskan untuk membeli saham undervalued.

1. Pertumbuhan dalam Jangka Panjang
Apabila kamu sudah membaca buku dari Mary Buffett & David Clark yang berjudul ”The Warren Buffett Stock Portfolio - Warren Buffett Stock Picks: Why and When He Is Investing In Them”, di sana dijelaskan bahwa dari beberapa saham yang dipilih oleh Warren Buffett, terdapat suatu kesamaan, yaitu memiliki pertumbuhan laba bersih dan ekuitas selama 10 tahun terakhir.

Selain itu, Warren Buffett merupakan seorang investor yang dikenal memegang sahamnya dalam jangka waktu panjang, lebih dari 10 tahun bahkan hingga semasa hidupnya. Saham yang dipegang dari tahun 1965 hingga 2021 mampu menghasilkan compounded annual return 20%, melebihi return rata-rata indeks saham yang hanya 10%.

Oleh karena itu, kamu bisa mempertimbangkan 2 hal tersebut, yaitu memperhatikan pertumbuhan laba bersih dan ekuitas suatu saham selama 10 tahun terakhir serta berinvestasi dalam jangka panjang, seperti yang dilakukan oleh Warren Buffett untuk menemukan saham perusahaan yang baik dan menginvestasikannya dalam jangka panjang.

2. Manajemen Perusahaan
Mempelajari atau menilai kondisi manajemen perusahaan dapat dilakukan dengan mengikuti public expose dan membaca annual report perusahaan. Ketika kamu melakukan kegiatan tersebut, kamu akan mulai memahami bagaimana cara manajemen perusahaan dalam menanggapi berbagai isu, seperti hilangnya pangsa pasar, hasil laporan keuangan, hingga keputusan inovasi yang mungkin akan dilakukan oleh perusahaan agar tetap relevan dengan permintaan pasar.

Berdasarkan beberapa annual report dan public expose yang kamu analisis secara kualitatif, kamu akan bisa mendapat gambaran mengenai perusahaan yang sahamnya akan kamu investasikan, seperti mengetahui bagaimana komitmen perusahaan untuk menjaga atau meningkatkan pangsa pasarnya, bagaimana komitmen perusahaan dalam berinovasi, serta apakah pemimpin perusahaan memiliki background yang bersih serta pengalaman yang mumpuni. Dari informasi tersebut, kamu dapat mengambil keputusan untuk memilih saham dari perusahaan tersebut apabila dinilai memiliki kualitas manajemen yang baik.

Berdasarkan berbagai hal di atas, diharapkan kamu sudah bisa memilih saham perusahaan undervalued secara tepat sehingga investasi saham yang kamu lakukan dapat membuahkan hasil yang lebih optimal, ditambah lagi dengan memanfaatkan berbagai fitur dan menu di POEMS yang dapat menunjangmu dalam memilih saham-saham terbaik. Selamat berinvestasi!

“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”

* Disclaimer ON

Penulis: Joshua Marcius - Juli 2022
Editor: Ester Lidya Norisa

Baca artikel lainnya:
Beli Saham IPO Secara Online dengan e-IPO
Gelar Pernikahan Impian Anda dengan SmartPlan!
Lupa Password? Ini Cara Mengembalikannya dengan Security Question
Raih Tujuan Keuangan dan Passive Income-mu Sekaligus!

TalkToPhillip
Phillip Securities Indonesia
Phillip Securities Indonesia
Website
Instagram

 

Copyright © 2022 Phillip Sekuritas Indonesia, All rights reserved.
Email Anda telah kami daftarkan sebagai penerima newsletter Phillip Sekuritas Indonesia.