This line will show up in the preview of some email clients
logo

 

NEWSLETTER Edisi 127

 

hore! BELI RUMAH harga DI BAWAH RP2 MILIAR GRATIS PAJAK. SEKTOR PROPERTI AMAN?

img

Baru-baru ini sejak November 2023, pemerintah secara resmi menetapkan kebijakan insentif untuk pembelian properti berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP). Adapun pemberian insentif ini akan diberlakukan untuk pembelian rumah komersial baru dengan harga di bawah Rp2 miliar per unit.

Tak tanggung-tanggung, PPN yang pemerintah berikan mencapai 100% yang artinya tidak ada pungutan pajak untuk pembelian rumah baru di bawah Rp2 miliar selama periode November 2023 sampai Juni 2024, dengan periode November 2023 sampai Juni 2024, sedangkan untuk di bulan Juli sampai Desember 2024 PPN yang ditanggung pemerintah hanya sebesar 50%.

Ke depannya insentif ini juga akan diperluas untuk pembelian rumah dengan harga sampai Rp5 miliar, atau di atas Rp2 miliar sampai Rp5 miliar.

"Kita memperluas insentif ini sampai rumah dengan harga Rp5 miliar, namun PPN yang di-DTP-kan hanya sampai Rp2 miliar. Artinya untuk harga rumah di atas Rp2-5 miliar masih membayar PPN seperti semula, tetapi sampai dengan Rp2 miliar pertama ditanggung oleh pemerintah," tutur Sri Mulyani saat Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK IV Tahun 2023, Jumat 3 November 2023.

Untuk program tersebut pemerintah sudah mengalokasikan dana mencapai Rp300 miliar periode 2023 dan Rp1,7 triliun untuk periode 2024. Di sisi lain, pemerintah juga memberikan dukungan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan memberikan bantuan biaya administrasi sebesar Rp4 juta, mulai November 2023 hingga Desember 2024.

Daftar Saham Properti yang Terdampak

Tentunya, dengan adanya program ini menjadi salah satu sentimen positif untuk saham-saham di sektor properti. Lalu, apa saja saham-saham di sektor properti yang berpotensi terdampak positif oleh program ini? Berikut ini deretannya.

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)

Selama 3Q23, BSDE mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar +25% YoY menjadi Rp568 miliar, meskipun pendapatan turun -30,2% YoY menjadi Rp2,3 triliun. Secara kumulatif, selama 9M23, laba bersih BSDE meningkat sebesar +95,6% YoY menjadi Rp1,77 triliun, dengan pendapatan naik tipis +2,3% YoY menjadi Rp7,3 triliun. Marketing sales BSDE mencatatkan pertumbuhan sebesar +1% YoY menjadi  Rp6,75 triliun selama 9M23, setara 77% dari target FY23 di Rp8,8 triliun.

PT Ciputra Development Tbk (CTRA)

Selama 3Q23, CTRA mencatatkan penurunan laba bersih sebesar -22,7% YoY menjadi Rp402 miliar, dengan pendapatan turun -17,4% YoY menjadi Rp2,1 triliun. Secara keseluruhan, selama 9M23, laba bersih CTRA turun -22,5% YoY menjadi Rp1,2 triliun, dengan pendapatan turun -8,8% YoY menjadi Rp6,6 triliun. Sedangkan untuk marketing sales CTRA berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar +19,0% YoY menjadi Rp7,8 triliun selama 9M23, setara 78,6% dari target FY23 di Rp9,8 triliun.

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)

Pada 3Q23, SMRA mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar +298% YoY menjadi Rp219 miliar, dengan pendapatan tumbuh +42,7% YoY menjadi Rp2,1 triliun. Secara kumulatif selama 9M23, laba bersih SMRA tumbuh +110,9% YoY menjadi Rp653 miliar, dengan pendapatan tumbuh +20,6% YoY menjadi Rp5,08 triliun. Namun, SMRA belum mengumumkan realisasi marketing sales selama 9M23.

PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)

Di 3Q23, PWON mencatatkan penurunan laba bersih sebesar -11,4% YoY menjadi Rp388 miliar, dengan pendapatan turun -4,7% YoY menjadi Rp1,7 triliun. Selama 9M23, laba bersih PWON tumbuh +24,8% YoY menjadi Rp1,5 triliun, dengan pendapatan naik tipis +1,6% menjadi Rp4,6 triliun. Sedangkan dari segi marketing sales PWON mencatatkan penurunan sebesar -12,7% YoY menjadi Rp1,02 triliun selama 9M23, setara 78,5% dari FY23 sebesar Rp1,3 triliun.

PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI)

Di sepanjang 3Q23, PANI berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar +467,0% YoY menjadi Rp43,5 miliar, dengan pendapatan tumbuh sebesar +99,0% YoY menjadi Rp377,7 miliar. Selama 9M23, laba bersih PANI melonjak sebesar +2,856% YoY menjadi Rp254,5 miliar, dengan pendapatan tumbuh sebesar +344,7% YoY menjadi Rp1,62 triliun. Dari segi operasional, PANI mencatatkan marketing sales sebesar Rp1,7 triliun selama 9M23, setara 82% dari target FY23 di Rp2,1 triliun.

Secara keseluruhan, kinerja emiten properti pada 3Q23 terlihat variatif, dengan emiten PANI mencatatkan kenaikan pendapatan yang signifikan didorong dari kontribusi lahan tambahan PIK 2 hasil rights issue pada 2022. SMRA juga mencatatkan kenaikan pendapatan, BSDE berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih, sementara untuk CTRA dan PWON mencatat penurunan laba bersih akibat penurunan pendapatan. Dapat dikatakan bahwa marketing sales para emiten properti (terkecuali SMRA yang belum merilis) berhasil mencatatkan kinerja yang cukup baik selama 9M23 dengan realisasi di atas 75% dari target FY23.

Untuk mengetahui kabar tentang sektor properti dan sektor lainnya ikuti Phillip Morning Market Call yang rutin diadakan oleh Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia setiap paginya pada jam bursa pukul 08.30 - 09.30 WIB. Cek selengkapnya melalui menu Online Seminar di POEMS ID.

Phillip Sekuritas Indonesia senantiasa menemani perjalanan investasimu untuk meraih tujuan finansial yang diinginkan. Tetap semangat dan jangan menyerah!
“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”

* Disclaimer ON

Penulis: Edo Ardiansyah
Editor: Abdul Razak

Baca artikel lainnya:
Mantap! Begini Prospek Energi Terbarukan PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO)
Volatilitas dalam Saham: Pengertian dan Penyebab Terjadinya
Sehat Keuangan Dulu, Baru Investasi Reksa Dana!
Cara Scalping dengan Teknik Analisis Tape Reading

TalkToPhillip
Phillip Securities Indonesia
Phillip Securities Indonesia
Website
Instagram

 

Copyright © 2023 Phillip Sekuritas Indonesia, All rights reserved.
Email Anda telah kami daftarkan sebagai penerima newsletter Phillip Sekuritas Indonesia.