Belakangan ini, investasi NFT menjadi buah bibir lantaran foto selfie seorang pemuda bernama Ghozali yang tersebar luas karena dapat menghasilkan keuntungan hingga miliaran rupiah. Hal viral tersebut dapat dikatakan membuat NFT semakin populer di Indonesia.
Namun, cukup banyak orang yang salah memahami apa itu NFT, penggunaan platform NFT, serta mekanismenya, seperti Ghozali yang melakukan minting (mencetak) foto selfie-nya hingga berjumlah 933 foto dengan judul "Ghozali Everyday". Untuk itu, di bawah ini akan dibahas lebih lanjut.
NFT adalah singkatan dari Non-Fungible Token yang merupakan sebuah aset digital yang dapat ditemukan di blockchain. Blockchain ialah sebuah teknologi sebagai sistem penyimpanan data digital yang terhubung melalui kriptografi. NFT tidak dapat menjadi alat tukar atau transaksi karena setiap aset memiliki nilai yang berbeda.
Contohnya, sebuah gambar digital berjudul "Ghozali Everyday" tidak dapat ditukar dengan musik digital berjudul "Ziggurats" yang diluncurkan oleh Mike Shinoda karena masing-masing pemilik kedua aset tersebut memiliki persepsi berbeda dalam menilai value kedua asetnya. Mudahnya, Non-Fungible Token (NFT) adalah aset yang tidak dapat di-barter, layaknya sistem perdagangan zaman dahulu.
Barang yang dapat dijual dengan bentuk NFT bisa berupa karya seni maupun barang koleksi, seperti aset game, foto, video, lukisan, musik, dan lain-lain. Kamu juga dapat mengubah aset dokumen menjadi NFT.
Harga jual aset dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya faktor subjektif, seperti kualitas, kreativitas, dan reputasi dari sang seniman. NFT memungkinkan pembelinya memiliki barang asli tanpa ada yang bisa menirunya. NFT juga menyertakan bukti kepemilikan dalam bentuk sertifikasi. Namun, NFT terbilang sulit untuk diperdagangkan.
Kamu sebelumnya mungkin sudah mengenal crypto. Kebalikan dari Non-Fungible Token (NFT), crypto merupakan Fungible Token, seperti Bitcoin, Ethereum, Doge, dan lain-lain yang tidak memiliki keunikan, sehingga dapat dijadikan alat tukar karena bernilai sama. Contoh, 1 BTC tentu bisa ditukar dengan 1 BTC.
Sebelum membahas bagaimana menerbitkan NFT, kamu perlu memahami terlebih dahulu penggunaan platform NFT sebagai marketplace yang menggunakan network protocol. Kamu bisa mengibaratkan network protocol seperti suatu wilayah dengan para developer blockchain yang berlomba-lomba mengembangkan jaringan protokol yang baik. Hal ini agar para developer dapat memiliki transaksi lebih banyak per detiknya (scalebility) serta aman (security).
Semakin banyak jumlah transaksi per detik yang bisa ditampung, semakin murah biaya yang dikeluarkan untuk minting dan bertransaksi NFT. Dalam dunia blockchain, biaya ini biasa disebut gas fee. Jadi, di luar sana ada banyak sekali marketplace dengan jaringan protokol yang berbeda-beda.
Investasi dalam dunia NFT terbagi menjadi 2 pilihan, yaitu menjadi pencipta atau pembeli. Sebagai pembeli, artinya kamu memilih digital art yang kamu yakini harganya akan naik di masa mendatang, sehingga kamu dapat meraih keuntungan berupa capital gain ketika menjualnya kembali. Sedangkan sebagai pencipta, artinya kamu akan membuat suatu digital art sendiri dan melakukan minting ke dalam blockchain di marketplace yang kamu pilih, lalu menjualnya.
Selain itu, sebagai pencipta, kamu harus memiliki modal awal untuk membayar gas fee ketika melakukan minting. Dengan melakukan minting, kamu memiliki hak cipta atas aset tersebut, sehingga ketika aset tersebut berhasil terjual ke pihak-pihak selanjutnya, kamu tetap mendapatkan fee berupa persentase dari total penjualan aset tersebut.
Perlu kamu ingat, penjualan NFT ialah penjualan kepemilikan, bukan penjualan hak cipta. Setiap aset yang sudah di-minting ke dalam blockchain akan selamanya ada di blockchain, sekalipun kamu menghapusnya dari marketplace, karena setiap token yang di-minting ke dalam blockchain memiliki alamat kontrak yang tidak dapat dihapus selamanya.
Bagaimana bila dibandingan dengan saham?
Ketika investasi NFT dibandingkan dengan investasi saham, dengan pertanyaan seperti, "Apa yang didapat dari investasi NFT? Bila investasi saham kan saya dapat memiliki sebuah perusahaan." Untuk memahaminya, mari bandingkan investasi NFT dan investasi saham dengan mengumpamakan membeli lukisan Monalisa dan membeli sebuah saham.
Lukisan Monalisa memang tidak memiliki jaminan aset di belakangnya, namun harganya dapat naik karena memiliki nilai historis serta adanya permintaan (demand) dari pasar yang ingin memiliki barang dengan sejarah panjang. Artinya, pemilik lukisan terakhir akan mendapatkan capital gain jika ada pembeli lain yang mau membayar lebih mahal dari harga pembelian terakhir.
Setiap data pergerakan transaksi, pergerakan harga, tanggal NFT di-minting, serta siapa saja pembeli dan penjualnya, akan tercatat di blockchain dan terbuka untuk publik. Kamu dapat menilai historis NFT digital art dengan melihat data tersebut.
Dari sisi ini, mekanisme mendapatkan capital gain masih terbilang sama dengan cara mendapatkan keuntungan dari investasi saham. Namun, pendekatan yang digunakan dalam memilih digital art dengan memilih saham yang akan dibeli sangat berbeda jauh.
Berinvestasi NFT digital art untuk sekedar mendapatkan capital gain perlu memperhatikan perkembangannya berdasarkan nilai historis dengan kacamata kolektor. Hal ini karena ada kemungkinan digital art tersebut berhenti di kamu sebagai pemiliknya akibat tidak ada yang meminatinya lagi.
Sedangkan, untuk keuntungan berupa dividen yang terdapat dalam berinvestasi saham, dalam investasi NFT juga bisa kamu dapatkan secara tidak langsung dengan konsep yang sedikit berbeda. Seperti yang telah dijelaskan di atas, membeli NFT digital art adalah membeli kepemilikan (ownership), bukan hak cipta (copyright). Jadi, ketika kamu melakukan minting NFT kemudian menjualnya, kamu bisa mendapatkan fee dari penjualan-penjualan berikutnya. Namun, risikonya di sini ialah ketika aset yang kamu minting tidak berhasil terjual. Modal gas fee yang kamu keluarkan untuk minting aset tidak dapat kembali.
Dengan penjelasan ini, diharapkan kamu dapat lebih bijaksana dalam menanggapi investasi-investasi yang viral dengan keuntungan besar. Belakangan banyak yang mencoba peruntungan dengan cepat yang berakhir salah kaprah karena menggunakan banyak foto selfie bahkan menggunakan KTP di marketplace NFT. Hal ini terbilang berisiko mengingat setiap aset yang sudah di-minting ke dalam blockchain akan selamanya ada di blockchain.
Dunia NFT memang memberikan kesempatan yang luas, namun bukan berarti tanpa risiko karena blockchain adalah dunia yang baru. Maka dari itu, kenalilah terlebih dahulu dunia investasi yang akan kamu geluti sebelum benar-benar terjun ke dalamnya.
Tidak ada keuntungan besar yang dapat diperoleh secara instan. Bahkan, Ghozali pun tidak memperolehnya secara instan karena ia telah melakukan selfie dari tahun 2017 yang artinya kurang lebih sekitar 6 tahun untuk bisa menjualnya dan mendapatkan hasil miliaran dari investasi NFT-nya.
Yuk jadi investor bijak!
“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”
* Disclaimer ON
Penulis: Anandaputra Wijil Ubhaya - Januari 2022
Editor: Ester Lidya Norisa
Baca artikel lainnya:
Mengenal Rasio Keuangan Perusahaan dalam Memilih Saham
Buka Akun Investasi di Phillip Sekuritas Indonesia Hanya 5 Menit!
Memprediksi Harga Saham dengan Analisis Foreign Flow
Memulai Analisis Teknikal Pertama Anda!
|