This line will show up in the preview of some email clients
logo

 

NEWSLETTER Edisi 108

 

TIPS DALAM MENGHADAPI BERBAGAI GEJOLAK DI PASAR SAHAM
img

Pasar saham selalu bergerak dinamis. Begitu banyak hal yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Sentimen positif dapat mengangkat harga saham. Begitu juga sebaliknya, sentimen negatif dapat menyebabkan harga saham mengalami penurunan.

Ada beberapa sentimen yang dapat mempengaruhi gejolak di pasar saham, antara lain:

  • Aksi korporasi perusahaan
  • Kinerja perusahaan dan proyeksinya di masa mendatang
  • Kebijakan pemerintah
  • Kondisi ekonomi makro dan global
  • Konflik geopolitik
  • Wabah penyakit

Pelemahan pasar saham yang cukup siginifikan di Indonesia sendiri pernah terjadi pada tahun 1998, 2008, dan 2020. Tahun 1998, terjadi krisis finansial yang melanda Asia, tak terluput Indonesia. Krisis 1998 ini membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun sebesar 53,65% dari level tertingginya di bulan Februari di level 554,1 menjadi 256,83 di bulan September sebagai titik terendah.

Satu dekade kemudian, tahun 2008, terjadi krisis yang dipicu oleh skandal subprime mortgage di Amerika Serikat yang lalu mengguncang pasar saham di seluruh dunia. Dilansir dari detik.com, subprime mortgage adalah istilah untuk kredit perumahan (mortgage) yang diberikan kepada debitor dengan sejarah kredit yang buruk atau belum memiliki sejarah kredit sama sekali, sehingga digolongkan sebagai kredit yang berisiko tinggi. Pada tahun tersebut, IHSG turun sebesar 60,73% dari level tertingginya di bulan Januari di level 2.830,26 menjadi 1.111,39 di bulan Oktober sebagai titik terendah.

Lalu 12 tahun kemudian di tahun 2020, penyebaran virus COVID-19 yang kemudian menjadi pandemi menimbulkan kekhawatiran secara global. Hal ini menyebabkan IHSG turun sebesar 37,75% dari level tertingginya di bulan Januari di level 6.325,41 menjadi 3.937,63 di bulan Maret sebagai titik terendah.

Cukup banyak investor yang memutuskan untuk keluar dari pasar saham dan memilih instrumen investasi yang dianggap lebih aman, seperti deposito, emas, atau pun surat utang negara. Namun, seorang investor sejatinya harus dapat menyikapi gejolak yang ada di pasar saham secara bijak.

Langkah apa yang dapat investor lakukan untuk menghadapi gejelok pasar saham?

1. Teliti Sebelum Panic Selling
Sering kali investor merasa panik ketika pasar saham terkoreksi tajam. Banyaknya sentimen negatif yang beredar tak jarang membuat beberapa investor berbondong-bondong menjual saham yang dimiliki dalam kondisi merugi atau biasa disebut panic selling. Padahal pada umumnya setelah krisis berlalu, pasar saham akan pulih dan bahkan berada di level yang lebih tinggi dibanding sebelum krisis.

Untuk menghindari kerugian, investor perlu memeriksa portofolionya dengan teliti. Terlebih bila saham yang investor miliki ialah saham-saham big cap atau blue chips, yaitu saham berkapitalisasi pasar besar dengan fundamental yang baik, investor tidak perlu terlalu khawatir karena saham-saham ini cenderung berpeluang untuk rebound setelah penurunan IHSG.

2. Tunggu Kepanikan Selesai
Saham yang turun tajam dapat menjadi kesempatan bagi investor untuk membeli saham yang menarik dengan harga yang "terdiskon". Namun perlu diperhatikan, pilihlah saham yang memiliki fundamental yang kuat, background perusahaan yang baik, prospek yang cerah di masa mendatang, manajemen dengan reputasi baik, serta rajin membagikan dividen.

Investor legendaris Warren Buffet pernah mengatakan, "Takutlah ketika orang lain serakah dan serakahlah ketika orang lain takut." Namun, investor harus tetap berhati-hati, jangan sampai membeli saham ketika koreksi masih terus berlanjut karena hal tersebut seumpama "menangkap pisau yang jatuh". Untuk itu, sebaiknya investor sabar menunggu hingga kepanikan selesai dan harga saham mulai stabil.

3. Selalu Miliki Aset Likuid
Pastikan investor memiliki aset likuid, yaitu aset yang bisa dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini agar investor tetap bisa mencukupi kebutuhan dengan aset likuid. Jangan lupa juga untuk selalu berinvestasi menggunakan idle money atau dana yang menganggur, terutama dalam kondisi pasar yang sedang bergejolak.

Kedisiplinan dalam mengamati pergerakan harga saham merupakan sikap yang perlu investor miliki di tengah kondisi ini. Namun, mungkin saja investor tidak memiliki cukup waktu untuk terus menurus memperhatikan pergerakan harga. Oleh karena itu, investor memerlukan sebuah fitur yang dapat melakukan transaksi saham secara otomatis, seperti fitur SmartSafe pada aplikasi POEMS ID.

SmartSafe adalah fitur yang dapat membantu investor dalam melakukan taking profit dan cut loss secara otomatis sesuai rencana tanpa perlu takut kehilangan momentum yang ada. Pada fitur ini, terdapat beberapa aksi yang bisa investor lakukan berdasarkan kondisi price-based, time-based, dan post-trading, seperti aksi buy on weakness dan stop loss pada level harga yang telah investor tentukan. Dengan ini, investor dapat secara otomatis mengamankan keuntungan dan meminimalisir kerugian dalam berinvestasi di tengah gejolak pasar saham. Klik di sini untuk menonton panduan dalam menggunakan fitur SmartSafe.

Kondisi pasar saham cenderung akan selalu berfluktuasi. Maka itu seorang investor harus  memiliki perencanaan yang tepat dan matang, tidak panic selling dan teliti dengan portofolio yang dimiliki, memanfaatkan momen-momen tertentu untuk mengoptimalkan keuntungan dengan menggunakan fitur otomatis, serta selalu memiliki aset likuid.  Selamat berinvestasi!

“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”

* Disclaimer ON

Penulis: Helen Vincentia - April 2022
Editor: Ester Lidya Norisa

Baca artikel lainnya:
Mengenal Rasio Keuangan Perusahaan dalam Memilih Saham
Buka Akun Investasi di Phillip Sekuritas Indonesia Hanya 5 Menit!
Memprediksi Harga Saham dengan Analisis Foreign Flow
Memulai Analisis Teknikal Pertama Anda!

TalkToPhillip
Phillip Securities Indonesia
Phillip Securities Indonesia
Website
Instagram

 

Copyright © 2018 Phillip Sekuritas Indonesia, All rights reserved.
Email Anda telah kami daftarkan sebagai penerima newsletter Phillip Sekuritas Indonesia.