This line will show up in the preview of some email clients
logo

 

NEWSLETTER Edisi 129

 

tips memilih saham dari volume dan transaction history by stock

img

Pernahkah kamu menemui saham yang naik tinggi diiringi dengan volume besar lalu tiba-tiba volumenya hilang dan harganya juga ikut turun? Jika menemukan saham seperti itu, maka selain melihat besaran volumenya kamu juga harus melihat aktivitas riwayat transaksi saham tersebut dalam beberapa hari ke belakang. Apakah sedang terjadi fase akumulasi, netral, atau malah distribusi yang dapat membuatmu salah langkah dalam mengambil keputusan.

Sebelum mengetahui tips memilih saham yang baik untuk trading harian maupun investasi jangka panjang, kamu harus memahami terlebih dahulu apa itu volume dalam saham.

Apa itu Volume Saham?

Volume adalah jumlah lot saham yang sudah ditransaksikan oleh market pada suatu periode. Volume yang besar menandakan saham tersebut laris manis diburu oleh para investor atau dalam kata lain sahamnya likuid. Begitu pula saham yang memiliki volume kecil artinya saham tersebut sepi transaksi dan sering digambarkan seperti keong oleh para investor karena pergerakannya yang sangat lama.

Dapat dikatakan volume sepaket dengan frekuensi yang memiliki arti berapa kali saham tersebut diperdagangkan. Tak jarang saham yang bervolume dan berfrekuensi besar mengundang para trader untuk turut serta 'mengekor' dalam pergerakannya

Selain melihat volume, kamu juga harus mengetahui aksi apa yang sedang terjadi di market dengan menggunakan fitur Transaction History by Stock di aplikasi ProTrader. Hal tersebut akan membantumu untuk mengambil keputusan secara lebih bijak tanpa tergesa-gesa.

Apa itu Transaction History by Stock?

Transaction History by Stock adalah sebuah fitur di ProTrader yang dapat kamu gunakan untuk tracing riwayat transaksi suatu saham pada periode tertentu disertai dengan informasi broker yang sedang mentransaksikannya. Pada newsletter edisi 125 dengan judul artikel Bandarmology: Ilmu Mendeteksi Pergerakan Harga Saham Bandar sudah pernah dijelaskan bagaimana konsep bandarmology bekerja dengan memanfaatkan fitur ini.

Cara Analisis Saham Melalui Volume dan Transaction History by Stock
Perhatikan grafik saham KOKA di bawah ini

img

Gambar  1.  Grafik Saham KOKA pada tanggal 12 Januari 2024

img

Gambar  2. Transaction History by Stock KOKA pada tanggal 5 Januari 2024 (Buyer Side)

Terlihat pada gambar 1 KOKA ditutup Auto Reject Atas (ARA) ke level 67 pada hari Jumat, 5 Januari 2024. Volume sebanyak 3,4 juta lot tampak mengiringi penguatan pada hari tersebut. Melalui volume ini kita dapat melakukan tracing lewat fitur Transaction History by Stock di ProTrader seperti pada gambar 2, di mana dapat dilihat bahwa beberapa investor melalui broker CP dan YP sedang melakukan akumulasi pada range harga 62-63 dengan total barang sebanyak 260 ribu lot dengan value senilai Rp1,7 Miliar.

img

Gambar  3. Transaction History by Stock KOKA pada tanggal 5 Januari 2024 (Seller Side)

Sementara itu terlihat pada gambar 3, dari sisi seller nampak terjadi aktivitas distribusi yang masih tergolong wajar dan dimotori oleh investor yang menggunakan broker KK.

img

Gambar  4. Transaction History by Stock KOKA 5-12 Januari 2024 (Buyer Side)

Selanjutnya tepat pada tanggal 12 Januari 2024 kita bisa saksikan pada gambar 4 bahwa saham KOKA cenderung sideways sejak ARA pada pekan sebelumnya dengan volume yang berangsur-angsur menurun. Secara sekilas dapat diartikan bahwa dengan harga yang sideways dan menurunnya volume menandakan ada sebagian barang yang masih ‘tertinggal’ di harga atas. Selama durasi satu minggu ini kita juga dapat melihat bahwa kembali terjadi aksi akumulasi yang besar kali ini dimotori oleh investor dengan broker CC dan PD dengan total barang sebanyak 470 ribu lot dengan value senilai kurang lebih mencapai Rp3 Miliar di harga 63.

imgGambar  5. Grafik Saham KOKA pada tanggal 16 Januari 2024

Hingga akhirnya setelah melewati masa sideways selama seminggu, pergerakan KOKA kembali ‘meledak’ dengan menguat 13 poin atau sebesar 18,57% ke level 83 dengan volume 3,5 juta lot.

Kesimpulan dari tulisan ini adalah jika kamu menemukan sebuah saham yang pergerakannya menguat diiringi dengan volume besar, maka cek pula bagaimana riwayat transaksinya dalam beberapa hari ke belakang menggunakan fitur Transaction History by Stock di ProTrader. Pastikan apakah sedang terjadi fase akumulasi, netral, atau justru malah distribusi. Jangan terpaku oleh siapa broker yang berada di dalam aksi tersebut, akan tetapi fokuslah pada jumlah lot dan value yang ada saat fase tersebut terjadi, karena barang dapat berpindah dari satu broker ke broker yang lain.

Untuk mendapatkan edukasi pasar modal lainnya secara lengkap ikuti kelas edukasi yang diadakan oleh Tim Edukasi Phillip Sekuritas Indonesia setiap minggunya dengan cara cek jadwalnya melalui menu Online Seminar di POEMS ID.

Phillip Sekuritas Indonesia senantiasa menemani perjalanan kamu dalam meraih kesuksesan finansial yang dituju.

“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”

* Disclaimer ON

Penulis: M. Anggit G.A
Editor: M. Rizki Aidil

Baca artikel lainnya:
Volatilitas Harga dalam Saham: Pengertian dan Penyebab Terjadinya
Cara Scalping Saham dengan Teknik Tape Reading
ARB 15 Persen Bikin Pusing, Gimana Solusinya?
Mengenal Investasi ESG: Investasi Sehat dan Ramah Lingkungan

TalkToPhillip
Phillip Securities Indonesia
Phillip Securities Indonesia
Website
Instagram

 

Copyright © 2023 Phillip Sekuritas Indonesia, All rights reserved.
Email Anda telah kami daftarkan sebagai penerima newsletter Phillip Sekuritas Indonesia.