Kinerja industri otomotif yang lesu saat ini berdampak ke turunnya penjualan mobil dalam negeri. Hal tersebut turut memengaruhi saham ASII yang tertekan kinerjanya selama Januari s.d Juni 2024 dengan penurunan sebesar -20,36%. Penurunan itu sejalan dengan aksi jual investor asing (net sell) sebesar Rp4,39 triliun tahun ini.

Berdasarkan data tersebut jumlah penjualan mobil nasional di tahun 2024 masih di bawah penjualan tahun 2023. Adapun lesunya penjualan tersebut disebabkan berbagai faktor, seperti tingginya tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) di level 6,25%, sehingga menyebabkan pengajuan kredit mobil menjadi lebih ketat.
Menurut Ketua Gaikindo Jongkie Sugiarto menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih belum sepenuhnya pulih, tetapi Jongkie tetap optimis mempertahankan proyeksi penjualan mobil mencapai 1,1 juta pada 2024. Mengingat pada tanggal 18 s.d 28 Juli 2024 Gaikindo akan melakukan pameran Indonesia, harapannya dengan gelaran acara tahunan tersebut bisa menjadi momentum untuk pasar otomotif.
Prospek Saham ASII
Di sisi emiten, PT Astra International Tbk (ASII) tengah menghadapi tekanan setelah tingkat penjualan perseroan di Q1 2024 mengalami penurunan seiring dengan sejumlah sentimen negatif yang menerpa, seperti pemilu hingga persaingan yang ketat. Hal ini dibuktikan dengan produsen mobil listrik asal China, BYD yang belum lama ini meluncurkan mobil plug-in hybrid (PHEV) terbarunya dengan teknologi DM 5.0. Meskipun belum ada informasi resmi terkait mobil tersebut akan dipasarkan di Indonesia, namun tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi. Mengingat, BYD telah masuk ke Indonesia awal 2024 lalu dan telah membeli lahan untuk fasilitas produksi di Subang, Jawa Barat.
Bisa dibilang tahun ini akan cukup menantang untuk penopang lini bisnis ASII, penjualan otomotif yang menyumbang 42% terhadap pendapatan ASII pada Q1 2024 diperkirakan akan mengalami penurunan seiring dengan tingginya suku bunga acuan setidaknya hingga di Q4 2024, serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Terlepas dari berbagai sentimen negatif yang menekan harga saham ASII, perseroan masih optimis bahwa ASII akan memimpin pangsa pasar, terutama di segmen otomotif. Hal itu seiring dengan ekosistem bisnis yang kuat dan ketersediaan infrastruktur pendukung. Selain itu ASII juga terus mengembangkan industri otomotifnya, termasuk teknologi untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dalam upaya menekan emisi dan mengurangi polusi. Perseroan juga berharap pemerintah dapat mendukung mobil HEV (Hybrid Electric Vehicle) sebagai salah satu cara untuk mencapai hal tersebut. Mobil HEV sendiri adalah jenis kendaraan yang menggunakan dua sumber daya berupa bahan bakar dan baterai dengan teknologi self charging yang mampu dibawa berkendara lebih jauh dan ramah lingkungan.
Analisis Saham ASII

Berdasarkan analisis teknikal dari Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia, pergerakan ASII per tanggal 26 Juni 2024 membentuk runaway gaps dengan pergerakan harga bertahan di bawah rata-rata garis 200 hariannya (EMA200), sehingga berpotensi untuk melanjutkan penguatan ke area support 3850 selama bergerak di bawah area resistance 5150.
Untuk mengetahui analisis saham ASII secara lebih lanjut dari sisi fundamental dan teknikal, kamu dapat melakukannya melalui menu Stock Scanner di aplikasi POEMS Mobile.
Phillip Sekuritas Indonesia senantiasa menemani perjalanan kamu dalam berinvestasi di pasar modal. Tetap semangat dan jangan menyerah!
“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”
* Disclaimer ON
Penulis: Edo Ardiansyah
Editor: Abdul Razak
Baca artikel lainnya:
Makin Banyak Transaksi, Makin Banyak Benefit dari Loyalty Program di POEMS
Saham Big Bank Terus Koreksi, Saatnya Buy atau Bye?
Strategi Investasi Reksa Dana untuk Karyawan Kantoran
Investor Jangan Khawatir, Ini Alasan Saham IPO Masih Menarik Dibeli
|
|
|
|