Sebagian orang mungkin tidak ingin terus bekerja saat masuk di usia pensiun. Oleh karena itu, banyak orang-orang yang mulai mempersiapkan dana pensiunnya dengan berinvestasi di berbagai instrumen. Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah carilah instrumen yang bisa bertahan di atas terpaan inflasi.
Salah satu instrumen yang bisa diperhitungkan adalah saham. Pasalnya, saham memberikan keuntungan berupa dividen atau bisa dikatakan laba dari suatu perusahaan yang umumnya dibayarkan kepada pemegang sahamnya. Adapun pembagian dividen dari suatu saham dilakukan rutin sesuai periode tertentu.
Lalu, bagaimana caranya untuk mempersiapkan dana pensiun tersebut? Berikut ini beberapa hal yang mesti kamu perhatikan dan bisa diterapkan.
Menghitung pengeluaran tahunan
Catat semua pengeluaran kamu dalam selama sebulan, baik itu dari keperluan sehari-hari atau sekadar biaya bahan bakar kendaraan hingga ke cicilan KPR. Lakukan pencatatan ini selama beberapa bulan untuk mengetahui pengeluaran per bulan tertinggi atau menggunakan rata-ratanya saja sebagai acuan untuk mendapatkan biaya pengeluaran tahunan.
Kita akan melakukan pencatatan ini selama beberapa bulan untuk mengetahui pengeluaran per bulan tertinggi atau menggunakan rata-ratanya saja sebagai acuan untuk mendapatkan biaya pengeluaran tahunan.

Pengeluaran bulanan tertinggi tersebut kemudian akan dikali dengan total 12 bulan untuk mendapatkan perkiraan total pengeluaran dalam setahun. Jika angka pengeluaran bulanan pada contoh gambar di atas dihitung, maka akan didapatkan hasil Rp8 juta x 12 bulan = Rp96 juta per tahun
Ketahui dana ideal untuk pensiun
Untuk mengetahui berapa dana pensiun yang ideal, kamu dapat menghitung hasil return yang didapatkan dari saham. Umumnya saham akan memberikan return di atas 7%, belum termasuk dengan inflasi. Jika mempertimbangkan faktor inflasi yang rata-rata mencapai 3% setiap tahunnya, maka kita akan mendapatkan 4% dari return tersebut.
Idealnya dari hasil return 4% per tahun tersebut akan digunakan untuk membiayai total pengeluaran tahunan di masa pensiun.
Berdasarkan konsep ini kamu dapat menghitung biaya pensiun secara mudah yaitu dengan membagi total pengeluaran tahunan Rp96 juta dengan hasil return 4% yang didapatkan, di mana akan menghasilkan nilai Rp2.4 miliar.
Berdasarkan contoh tersebut, kamu bisa pensiun ketika sudah menginvestasikan uang sebesar Rp2.4 miliar pada saham/instrumen keuangan lainnya yang dapat menghasilkan return minimal 4% setelah dipotong dengan inflasi.
Lalu, apa hubungannya 4% rule dengan pensiun dari dividen saham?
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan/emiten kepada pemegang saham yang seringkali dibagikan setiap tahun dalam bentuk pembayaran tunai. Jika kita memegang saham dengan fundamental baik yang terus membagikan cash dividend tiap tahunnya dan menawarkan dividend yield (return) mencapai minimal 7% per tahun sebelum dipotong inflasi seperti pada contoh sebelumnya maka kita bisa pensiun cukup dengan uang Rp2.4 miliar.
Lantas, apa saja saham yang memiliki dividend yield di atas 7% per tahun? Berikut ini list-nya.
Saham dengan dividend yield tertinggi
Berdasarkan data di atas sangat mungkin bagi kamu untuk bisa pensiun dengan mengandalkan dividen dan return dari hasil investasi saham yang dilakukan.
Nah, apakah kamu memiliki list saham potensial untuk mengumpulkan hasil dividen dan return-nya agar menjadi dana pensiunmu nanti?
Jika kamu masih bingung ingin membeli saham apa, cek besaran dividen dan jadwal pembagian dividen saham melalui menu Corporate Action di aplikasi POEMS Mobile.
Phillip Sekuritas Indonesia senantiasa menemani perjalanan investasimu. Saatnya #DuitYangKerja untuk kehidupan yang lebih baik.
“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”
* Disclaimer ON
Penulis: Joshua Marcius
Editor: Abdul Razak
Baca artikel lainnya:
Hati-hati! Pahami Kebijakan Pemantauan Khusus BEI
ARB 15 Persen Bikin Pusing, Solusinya Bagaimana?
Volatilitas Harga dalam Saham: Pengertian dan Penyebab Terjadinya
Naik 100 Persen Sebulan, Intip Profil dan Prospek Saham FILM |