“Trading gado-gado” masih menjadi praktik yang umum dilakukan oleh para trader pemula. Para trader pemula menggunakan berbagai macam teknik ketika membeli saham, seperti beli ketika breakout pola falling wedge, beli ketika memantul di support classic, atau pun beli ketika pergerakan saham sedang terbentuk valid swing pada garis trendline.
Cara-cara di atas bisa didapat para trader dari berbagai sumber, misalnya dari membaca buku tentang trading, menonton penjelasan influencer, atau bahkan dari saran teman yang mungkin kenyataannya belum pasti menunjukan hasil yang diharapkan. Hal ini karena tidak ada yang pasti dalam trading, dari mana pun sumbernya, semua masih berupa kemungkinan/probabilitas sehingga tidak mungkin pasti untung.
“Trading gado-gado” akan membuat trader pemula memiliki seribu satu alasan untuk selalu melakukan entry di pasar saham, baik dalam keadaan sideways, bullish, atau pun bearish, karena trader pemula merasa memiliki teknik-teknik trading yang cocok untuk setiap keadaan market.
Padahal, perilaku seperti itu cenderung akan menyebabkan trader pemula tidak mengetahui teknik efektif yang dapat menghasilkan profit yang maksimal. Dampak terburuk yang mungkin terjadi dengan penerapan “trading gado-gado” ialah kekalahan konsisten dan capital loss yang berkepanjangan. Hal ini karena trader menyentuh probabilitas kalah dari setiap pergantian strategi trading yang dilakukan.
Salah satu solusi untuk menghilangkan teknik gado-gado dan menemukan teknik trading yang mampu menghasilkan profit secara konsisten serta meminimalisir kekalahan dari berganti-ganti indikator maupun teknik trading ialah dengan melakukan evaluasi trading.
Evaluasi trading merupakan suatu cara untuk mengetahui probabilitas atau peluang dari teknik trading yang diterapkan, yaitu untuk mengetahui tingkat kemenangan (win rate), kemungkinan profit/loss yang didapat, serta maximum drawdown. Di bawah ini Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memberikan 3 tips mudah dalam melakukan evaluasi trading.
1. Backtesting
Backtesting adalah kegiatan untuk melakukan pengecekan terhadap strategi trading yang ingin trader ketahui, seperti win rate, potensi keuntungan/kerugian yang mungkin didapat, serta maximum drawdown, dengan menggunakan data historis/masa lalu sebagai sumber datanya. Langkah awal untuk memulai backtesting adalah dengan menentukan teknik trading yang digunakan.
Kamu bisa memilih salah satu dari berbagai teknik trading yang ketika diterapkan dapat menghasilkan profit beberapa kali. Misalnya, kamu memilih teknik breakout pola falling wedge. Setelah memilih tekniknya, kamu akan membuka beberapa chart saham, menggambar, atau mencari pola falling wedge pada data chart saham terdahulu yang kamu tentukan.
Setelah itu, kamu menentukan area entry (membeli saham di waktu dan harga tertentu), level stop loss (batas bawah harga untuk menjual saham dalam keadaan rugi dengan tujuan membatasi kerugian), dan target taking profit (batas atas harga untuk menjual saham dalam keadaan untung ketika harga telah bergerak naik dengan tujuan mengamankan keuntungan yang didapatkan).
Penentuan area entry, stop loss, dan target taking profit yang ideal biasanya akan didapat setelah melakukan backtesting terhadap 100 data historis. Dengan ini, kamu akan mengetahui berapa besar kenaikan harga ideal untuk menjadi area taking profit dan di level harga berapa kamu harus keluar dari posisi trading yang dipasang sebagai area stop loss terhadap strategi breakout falling wedge yang diterapkan.
Berdasarkan data historis, kamu juga akan mengetahui tingkat kemenangan/win rate-nya. Misalnya dari 100 data didapati bahwa ada 60 posisi yang menyentuh area target dan 40 posisi yang menyentuh area stop loss, ini berarti win rate dari strategi tersebut ialah 60%.
Selanjutnya, kamu perlu menentukan keuntungan yang mungkin didapat menggunakan strategi backtesting dalam jangka waktu setahun dengan menentukan perbandingan risk:reward terlebih dahulu.
Misalnya dalam satu trade kamu akan merisikokan sebesar Rp2 juta dari total modal Rp100 juta (2% risiko per trade). Berarti dengan perbandingan risk:reward 1:1, setiap trade yang menyentuh target akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp2 juta rupiah dan setiap trade yang menyentuh stop loss akan mengalami kerugian Rp2 juta rupiah.
Contoh, diilustrasikan kamu telah selesai mendapatkan 100 data backtest dalam jangka waktu setahun dengan analisis pada timeframe daily menggunakan teknik trading breakout falling wedge. Dengan win rate 60% dari 100 data backtest, risiko per trade 2%, dan dana kelolaan Rp100 juta, maka perhitungan potensi total keuntungan dari strategi yang diterapkan adalah (jumlah data yang menang dikali dana yang dirisikokan dalam satu kali trade) dikurangi (jumlah data yang kalah dikali dana yang dirisikokan dalam satu kali trade) sehingga menjadi (60 x Rp2 juta) - (40 x Rp2 juta) = Rp40 juta.
Dari asumsi ini dapat disimpulkan bahwa metode breakout falling wedge dengan win rate 60% pada saham yang dilakukan backtest berdasarkan data historis berpotensi menghasilkan keuntungan sebesar Rp40 juta apabila merisikokan sebesar 2% dari total dana trading per trade dengan risk:reward rasio 1:1 dan melakukan trading sebanyak 100 trade dalam setahun menggunakan metode tersebut.
Selain itu, ada lagi informasi yang tidak kalah penting dan bisa kamu dapatkan melalui backtest, yaitu maximum drawdown. Maximum drawdown adalah persentase kerugian maksimum dari modal awal ketika kamu mengalami kerugian beruntun.
Contoh, diilustrasikan dari 100 data backtest sebelumnya terdapat satu momen unik, di mana teknik trading yang kamu terapkan pertama kali mengalami kerugian terbesar, yaitu menyentuh stop loss hingga 7 kali secara beruntun, dan baru mulai menyentuh target lagi setelahnya. Dengan begitu, dapat disimpulkan maximum drawdown kamu adalah 7 x 2% = 14% dari total dana kelolaan.
Berdasarkan ilustrasi ini, dapat dikatakan bahwa kamu berkemungkinan mengalami kerugian beruntun dengan total kerugian bisa mencapai 14% ketika mempraktikan metode trading tersebut dalam setahun.
2. Confirm Your Historical Data
Tahap kedua adalah melakukan konfirmasi hasil backtesting untuk mengetahui apakah hasil backtesting sebelumnya dapat terefleksikan pada market yang real dan dapat menghasilkan profit. Kamu bisa membuka akun di Phillip Sekuritas Indonesia untuk mempraktikan strategi trading yang sudah kamu rancang sebelumnya.
Saat menerapkan strategi trading dengan akun real, kamu akan memperoleh data. Melalui data tersebut kamu bisa menyimpulkan apakah hasilnya sesuai atau tidak dengan hasil backtest. Apabila hasilnya tidak sesuai, kamu perlu menyusun kembali strategi trading lain dengan melakukan dari langkah awal kembali, yaitu backtesting sebelum masuk ke tahap kedua.
Contoh, jika dari data selama setahun asumsi pada backtest sebelumnya kamu memperoleh potensi win rate 60%, namun nyatanya kamu hanya memperoleh 45% saat mencoba dengan akun real, artinya kamu merugi.
Dengan ini berarti kamu harus melakukan backtesting kembali dengan strategi baru atau mencari kesalahan dalam penerapan strategi trading sebelumnya yang mungkin disebabkan oleh faktor emosional, seperti FOMO (Fear of Missing Out) sehingga kamu memilih keluar dari posisi trading sebelum menyentuh stop loss atau target yang membuat hasilnya menjadi tidak sesuai.
3. Evaluate Your Result with a Benchmark
Pada tahap akhir, kamu akan menghitung persentase keuntungan yang kamu dapatkan dari penerapan strategi trading hasil backtesting pada akun real selama setahun. Jika dalam setahun kamu mampu menghasilkan return lebih tinggi dibandingkan kinerja indeks, maka strategi tersebut layak untuk tetap dijalankan.
Benchmark yang dapat kamu gunakan ialah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Misal IHSG selama setahun terakhir mencatatkan kenaikan sebesar 10%, sedangkan dari strategi trading yang kamu terapkan hanya menghasilkan 9% selama setahun, dapat dikatakan bahwa strategi trading-mu menghasilkan keuntungan di bawah kinerja indeks selama setahun.
Hasil keuntungan di bawah kinerja indeks menandakan bahwa kamu perlu kembali melakukan evaluasi trading dari proses paling awal, yaitu berupa backtesting untuk mendapatkan strategi trading yang dapat menghasilkan keuntungan atau imbal hasil di atas kinerja indeks.
Sebagai seorang trader, kamu tentu perlu memahami cara menganalisis pergerakan harga saham yang baik untuk dapat mengatur rencana trading-mu. Untuk itu, Phillip Sekuritas Indonesia menyediakan edukasi online seputar pasar modal dan anlisis teknikal maupun fundamental secara gratis setiap minggunya. Jadwal edukasi dan pendaftaran dapat kamu akses melalui aplikasi POEMS ID di menu Online Seminar.
“First, define a target, then construct a strategy that is consistent with that target. A set of discipline and risk management guidelines must be followed. The objective of setting targets is to create a benchmark for performance evaluation. Then trade, track, and evaluate your performance." - Ari Kiev (Penulis Buku "Trading to Win")
“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”
* Disclaimer ON
Penulis: Joshua Marcius - Maret 2022
Editor: Ester Lidya Norisa
Baca artikel lainnya:
Melihat Lebih Dalam Kinerja Emiten Melalui POEMS ID
Amankan Investasimu Selama IHSG Turun dengan Fitur SmartSafe
Analisis Sendiri atau Ikut Kata Teman?
Cara Bijak Memanfaatkan Trading Equity
|