Berkaitan dengan bulan Mei, sebagian investor sudah tidak asing lagi dengan istilah Sell in May and Go Away. Namun, apa sebenarnya pengertian dari istilah tersebut dan benarkah fenomena itu berlaku di bursa saham Indonesia? Pertanyaan itu akan dijawab melalui artikel ini.
Pengertian Sell in May and Go Away
Sell in May and Go Away adalah strategi untuk menjual saham di bulan Mei dan akan kembali membeli saham di bulan November. Tujuannya menghindari periode Mei-Oktober, di mana pada periode tersebut biasanya memiliki tingkat return yang lebih rendah dibandingkan periode bulan lainnya.
Istilah Sell in May and Go Away berasal dari Inggris atau, lebih tepatnya, distrik keuangan London. Ungkapan aslinya adalah “Sell in May and go away, come back on St. Leger's Day" yang berarti "jual di bulan Mei dan pergi, kembalilah pada Hari St. Leger", dengan kalimat terakhir mengacu pada sebuah acara pacuan kuda.
Dalam konteks aslinya, istilah Sell in May and Go Away merekomendasikan agar para investor di Inggris, kaum bangsawan, dan bankir untuk menjual saham mereka pada bulan Mei, lalu bersantai menikmati musim panas sambil menghindari panasnya kota London, dan kemudian kembali ke pasar saham pada musim gugur.
Berdasarkan definisi di atas, investor mengasumsikan bahwa bulan Mei-Oktober merupakan periode yang kurang baik untuk berinvestasi saham. Sebaliknya, periode November-April merupakan periode terbaik untuk berinvestasi saham.
Apakah kenyataannya memang demikian? Benarkah bahwa bulan Mei merupakan bulan terburuk bagi pergerakan harga saham sehingga muncul ungkapan Sell in May and Go Away? Berikut ini merupakan tabel return IHSG selama 20 tahun terakhir.

Sumber: Bloomberg
Berdasarkan data di atas, bulan terburuk IHSG adalah bulan yang paling banyak ruginya dan jatuh di bulan November. Di mana dalam 20 tahun data pengamatan, tercatat IHSG mengalami 12 kali koreksi pada bulan November. Adapun bulan Desember menjadi bulan dengan koreksi paling sedikit, di mana hanya terjadi satu kali koreksi.

Sedangkan untuk periode Mei-Oktober, dalam kurun waktu 2003-2022 IHSG tercatat mengalami koreksi sebanyak 6 kali. Apabila dihitung secara persentase, maka akan diperoleh angka 30% sehingga sentimen Sell in May and Go Away tidak berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG. Hingga saat artikel ini ditulis, selama bulan Mei 2023 IHSG mengalami koreksi terbatas sebesar lebih kurang -1%.
Sebagai investor saham, penting bagi kamu untuk melakukan analisis yang matang demi mengambil keputusan investasi yang tepat. Jangan lupa untuk memperhatikan fundamental saham perusahaan yang bersangkutan dan tentunya dengan menyesuaikan profil risikomu. Kamu dapat melakukan analisis fundamental secara mudah dengan menggunakan fitur Stock Scanner di POEMS ID. Ikuti pula Phillip Morning Market Call yang rutin diadakan setiap pukul 08.30 WIB hingga pukul 09.30 WIB selama hari perdagangan bursa melalui tautan yang dapat diakses pada menu Online Seminar di POEMS ID.
Phillip Sekuritas Indonesia senantiasa menemani perjalanan kamu dalam meraih kesuksesan finansial yang dituju.
“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”
* Disclaimer ON
Penulis: Helen Vincentia
Editor: Abdul Razak
Baca artikel lainnya:
Kenal Lebih Jauh dengan Fitur Baru POEMS
Tips Dalam Menghadapi Berbagai Gejolak di Pasar Saham
Begini Cara Baca Tren Untuk Tahu Harga Saham Naik atau Turun
Tips Sederhana Untuk Mengevaluasi Trading Kamu!
|