Sebagian besar trader memiliki preferensi masing-masing dalam bertransaksi. Ada yang lebih nyaman trading saat pasar bullish, sementara yang lain gemar memanfaatkan momentum harga terendah, atau yang biasa dikenal dengan strategi "serok bawah."
Secara umum, strategi ini dilakukan pada saham yang sedang downtrend dengan harapan adanya potensi kenaikan jangka pendek yang bisa dimanfaatkan untuk meraih keuntungan. Kali ini kita akan membahas salah satu metode yang cocok bagi para trader yang gemar melakukan serok bawah, yaitu divergence trading.
Apa itu Divergence?
Divergence merupakan strategi dalam analisis teknikal yang mengamati perbedaan antara pergerakan harga saham dengan pola yang ditunjukkan oleh oscillator. Oscillator sendiri adalah indikator yang digunakan untuk mengukur momentum pergerakan harga, seperti Stochastic, MACD, dan RSI. Indikator ini membantu trader dalam mengidentifikasi kondisi overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual).
Dengan kata lain, divergence terjadi ketika pergerakan harga tidak selaras dengan pergerakan indikator oscillator, yang bisa menjadi sinyal adanya perubahan tren.

Sekarang pasti timbul pertanyaan, apa gunanya mengidentifikasi pola divergence? Mari kita bahas lebih dalam supaya paham fungsinya.
1. Bullish Divergence
Terjadi ketika harga berada dalam tren turun dan membentuk Lower Low (LL), sementara oscillator justru menunjukkan Higher Low (HL). Pola ini mengindikasikan bahwa momentum bearish mulai melemah dan ada potensi pembalikan arah menuju tren naik (bullish).
2. Bearish Divergence
Kebalikan dari bullish divergence, pola ini terbentuk ketika harga mencetak Higher High (HH), tetapi oscillator menunjukkan Lower High (LH). Kondisi ini mengindikasikan bahwa momentum bullish melemah, sehingga ada potensi pembalikan ke tren turun (bearish).

Cara Analisis Saham Menggunakan Strategi Divergence Trading
Agar kamu lebih paham, berikut contoh penerapan analisis saham BBNI menggunakan Divergence Trading.

1. Identifikasi Tren
Dengan menggunakan EMA 200, kita dapat melihat bahwa harga berada dalam tren bearish. Selanjutnya, kita mencari potensi terbentuknya divergence.
2. Konfirmasi Divergence
Perhatikan apakah harga membentuk Lower Low (LL) baru atau tidak. Lalu, cek oscillator (stochastic) untuk melihat apakah terbentuk Higher Low (HL) atau tidak. Caranya tarik garis tren antara garis yang menyilang pada indikator stochastic di area oversold dan tarik garis tren pada pergerakan antar low pergerakan harga untuk mengonfirmasi ada atau tidaknya divergence.
3. Entry dan Target
Jika divergence terkonfirmasi, potensi kenaikan dapat ditentukan dengan mencari level resistance terdekat. Area trading buy ditentukan berdasarkan konfirmasi candle closing. Stop loss ditempatkan pada titik harga terendah saat terbentuknya lower low.

Hasilnya, beberapa hari kemudian BBNI berhasil mencapai target harga, memberikan peluang profit bagi trader. Jika harga turun dan mengenai area stoploss, apalagi membentuk lower low baru, maka bullish divergence dianggap gagal, sehingga perlu dilakukan cut loss untuk membatasi risiko.
Kesimpulan Divergence Trading
Divergence trading merupakan strategi yang dapat digunakan untuk mendeteksi potensi perubahan tren, terutama bagi trader yang suka serok bawah. Dengan memahami konsep divergence serta cara mengonfirmasi sinyalnya, trader bisa meningkatkan peluang keberhasilan dalam trading. Namun, seperti strategi lainnya, selalu penting untuk menerapkan manajemen risiko guna menghindari kerugian yang tidak perlu.
Agar pemahamanmu sebagai investor semakin kuat, ikuti kelas edukasi pasar modal yang rutin diadakan oleh Tim Edukasi Phillip Sekuritas Indonesia setiap minggunya dan Phillip Morning Market Call yang diadakan setiap hari bursa pukul 08.30 - 09.30 WIB oleh Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia. Cek jadwal selengkapnya melalui menu Online Seminar di POEMS Mobile.
Phillip Sekuritas Indonesia senantiasa menemani perjalanan investasimu untuk menjadi investor hebat. Selamat berinvestasi!
“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”
* Disclaimer ON
Penulis: Joshua Marcius
Editor: Abdul Razak
Baca artikel lainnya:
19 Calon Emiten Antre IPO di 2025, Simak Bocorannya
Trump Naikkan Tarif Baja dan Aluminium, Begini Dampaknya ke Indonesia
Harga Nikel Anjlok, Saham INCO Ikut Melemah
Instant Cash Withdrawal di POEMS, Limit Hingga Rp10 Juta
|