Belum lama ini babak baru ekonomi dan politik dunia telah dimulai, hal ini ditandai dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden baru Amerika Serikat (AS). Tentunya, ini akan menimbulkan dampak dalam berbagai aspek, khususnya ekonomi di negara Asia, termasuk Indonesia.
Trump menjadi Presiden AS terpilih ke-47 bersama JD Vance sebagai Wakil Presiden setelah mengalahkan Kamala Harris. Trump berhasil mengumpulkan 270 suara elektoral, sedangkan Harris hanya mendapatkan 224 suara elektoral.
Lantas, bagaimana dampak kemenangan Trump terhadap ekonomi dan politik dunia khususnya Indonesia? Temukan pembahasannya dalam artikel ini.
1. Perang Dagang
Trump dikenal dengan kebijakan "American First" yang fokus pada proteksionisme. Artinya, Trump ingin lebih banyak barang diproduksi di AS dan mengurangi impor dari negara lain, terutama dari Tiongkok. Kebijakan ini tampaknya akan berlanjut, yang bisa menaikkan tarif bagi barang-barang dari Asia, termasuk Indonesia.
Di Asia sendiri, ada beberapa negara yang sangat bergantung pada ekspor ke AS, mulai dari Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan akan terkena dampak tarif yang lebih tinggi. Ini bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.
Untuk Indonesia, ekspor ke AS tidaklah sebesar Tiongkok. Namun, barang-barang seperti tekstil dan elektronik akan tetap berpotensi terkena dampak. Di sisi lain, Indonesia juga bisa menarik lebih banyak investasi jika perusahaan global mencari alternatif untuk memindahkan produksi dari Tiongkok.
2. Ketegangan Geopolitik
Hubungan AS dengan negara Asia, khususnya Tiongkok sering kali penuh dengan ketegangan, seperti dalam hal perdagangan, keamanan, dan konflik lainnya. Di Asia, negara yang berada di kawasan Laut Tiongkok Selatan, seperti Vietnam dan Filipina mungkin merasakan tekanan karena meningkatnya ketegangan antara AS dan Tiongkok. Tentunya, itu dapat memengaruhi stabilitas di kawasan tersebut.
Sementara itu, jika ketegangan terjadi, aktivitas perdagangan di sekitar wilayah Laut Tiongkok Selatan dapat terpengaruh, terlebih lagi kawasan tersebut menjadi salah satu jalur pelayaran penting untuk negara Indonesia.
3. Investasi Asing
Semasa menjabat menjadi Presiden AS periode 2016-2020, Trump kerap mendorong perusahaan AS untuk memindahkan operasi mereka kembali ke negaranya. Jika hal ini diberlakukan kembali, maka negara seperti Tiongkok mungkin akan kehilangan sebagian investasi asing dari perusahaan AS, sehingga hal tersebut dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi mereka.
Namun, ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia, karena bisa menarik lebih banyak investor asing, terutama dari perusahaan yang ingin memindahkan produksinya keluar dari Tiongkok. Akan tetapi, Indonesia harus bersaing dengan negara Asia lainnya.
4. Kebijakan Moneter AS
Kebijakan Trump dapat memengaruhi suku bunga di AS, khususnya The Fed. Jika suku bunga The Fed turun, peningkatan investasi ke negara berkembang dapat terjadi, karena umumnya investor mencari keuntungan yang lebih tinggi.
Di sisi lain, penurunan suku bunga tersebut bisa mendatangkan aliran modal ke Indonesia dan berpotensi menambah volatilitas di pasar keuangan domestik yang dapat memengaruhi nilai tukar rupiah dan harga saham.
5. Kebijakan Energi dan Lingkungan
Trump cenderung mendukung bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara, sementara kebijakannya tentang perubahan iklim relatif minim. Tentunya, negara penghasil energi seperti Indonesia dan Malaysia akan diuntungkan jika ada kebijakan tersebut, karena permintaan untuk ekspor akan terus meningkat.
Di sisi lain, Indonesia juga harus memikirkan dampak jangka panjang yang ditimbulkan, mengingat transisi global menuju energi terbarukan bisa menjadi tantangan jika tidak segera beradaptasi dengan kondisi global saat ini.
Kesimpulannya jika Trump kembali terpilih menjadi presiden AS, maka negara-negara Asia termasuk Indonesia akan menghadapi tantangan dan peluang baru, terutama dalam hal perdagangan, investasi, dan stabilitas regional.
Agar tidak ketinggalan informasi mengenai ekonomi makro dan mikro, serta kondisi pasar saat ini, ikuti Phillip Morning Market Call bersama Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia yang diadakan setiap hari bursa pukul 08.30 - 09.30 WIB melalui Zoom. Cek link pendaftarannya melalui menu Online Seminar di POEMS Mobile.
Phillip Sekuritas Indonesia, Your Partner in Finance.
“Be a Smart Investor with Phillip Sekuritas Indonesia”
* Disclaimer ON
Penulis: Marvin Lievincent
Editor: Abdul Razak
Baca artikel lainnya:
Suku Bunga The Fed Turun 0,5%, Sektor Apa yang Menarik?
Pola Cup And Handle: Cara Praktis Memprediksi Pergerakan Saham
Tembus 12,8 Juta Investor, Intip Kinerja Reksa Dana Selama Tahun 2024
Dukung Program Makan Siang Gratis, Intip Prospek JPFA dan CPIN
|